
Pantau.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan "Confederation Industry of India" (CII) menyepakati fokus kemitraan di empat sektor, yakni manufaktur, pertambangan, farmasi, dan infrastruktur.
Melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, kedua perwakilan organisasi pengusaha dua negara itu melaporkan hal itu kepada Presiden Jokowi dan Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai hasil CEO Forum Indonesia-India yang dilakukan Selasa (29/5/2018).
"Kami sepakat akan fokus di empat sektor untuk peningkatan kemitraan bisnis dari enam sektor sebelumnya. Fokus kerja sama bisnis yang disepakati pengusaha Indonesia dan India dalam pertemuan CEO Forum, yakni manufaktur, pertambangan, farmasi, dan infrastruktur," kata Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia.
Baca juga: Dipicu Ekspektasi Kenaikan Produksi, Harga Minyak AS Turun
Rosan menjelaskan CEO Forum merupakan pertemuan yang kedua setelah sebelumnya dilaksanakan pada 2016 dan merupakan tindak lanjut dari kemitraan strategis kedua negara.
Lebih lanjut, Indonesia merupakan eksportir batu bara terbesar kedua India setelah Australia. Berdasarkan data International Trade Centre, pada 2016, impor batubara dari Indonesia HS2701 (batu bara, briket, ovoid dan bahan bakar padat yang dibuat dari batu bara) mencapai 3,3 miliar Dolar AS naik menjadi 4,7 miliar Dolar AS pada 2017.
Sementara India merupakan tujuan ekspor utama untuk batu bara. Dengan kebutuhan industri domestik India yang terus meningkat, Kadin berharap porsi ekspor batu bara Indonesia masih bisa ditambah.
"Mereka juga tidak segan untuk melakukan investasi di Indonesia untuk sektor ini," jelasnya.
Sedangkan produk farmasi dikenakan tarif impor cukup tinggi sekitar 40 persen yang mengakibatkan obat-obatan Indonesia tidak kompetitif untuk dijual di India.
Baca juga: Backpacker Dapat Tiket 'Manja' Nih dari Garuda
Tarif impor yang tinggi itu dinilai lebih memungkinkan bagi pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di India.
"Namun tantangannya adalah menemukan mitra usaha yang tepat. Oleh karena itu, dialog ini sangat penting untuk menyamakan persepsi atas berbagai tantangan yang masih ada," tambahnya.
Selain menghasilkan rekomendasi berupa sektor-sektor kunci untuk kemitraan bisnis, organisasi bisnis kedua negara itu juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama guna mempererat hubungan keduanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2017, neraca perdagangan Indonesia-India mengalami kenaikan sekitar 28,7 persen dengan total ekspor 14,08 miliar dolar AS dan impor 4,05 miliar dolar AS.
Neraca perdagangan Indonesia dan India per Januari sampai dengan Maret, mengalami penurunan sekitar 3,06 persen yakni 4,46 miliar dolar AS pada 2017 menjadi 4,33 miliar dolar AS pada 2018.
- Penulis :
- Nani Suherni