
Pantau.com - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mendatangkan kapal keruk dari Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi pasir di alur masuk pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
General Manager Pelindo II, Titah Yudhana, di Bengkulu, Senin, mengatakan, penyediaan kapal keruk TSHD HAM 311 untuk mengatasi pendangkalan alur adalah upaya perbaikan pelayanan pemenuhan logistik di wilayah ini.
"Pendangkalan alur pelabuhan terjadi dua sampai tiga kali dalam setahun dengan kedalaman lima sampai tujuh Mean Low Water Springs (LWS) sekali keruk. Untuk itu kami maksimalkan dengan penyediaan kapal keruk yang menetap di kurun waktu tertentu," kata Titah Yudhana.
Baca juga: Akibat COVID-19, Pelindo II: Arus Peti Kemas Turun 4,8 Persen
Pelindo, lanjutnya, juga turut mengkaji geofisika kelautan dari beberapa metoda guna mengatasi pendangkalan alur akibat sedimentasi tersebut. Metode tersebut terdiri dari pengukuran kedalaman laut, pengukuran arus dan pasang surut.
"Hasil pengukuran kedalaman laut memperlihatkan bahwa kedalaman yang paling dalam di bagian kolam pelabuhan adalah sekitar 12 meter dan yang terdalam di daerah alur juga 12 meter," kata Titah.
Pengukuran arus laut, masih menurut dia, memperlihatkan bahwa kecepatan arus pada saat pasang tertinggi lebih tinggi daripada kecepatan arus pada saat surut terendah. Ia berpendapat bahwa pengendapan lebih besar terjadi pada saat air pasang, apalagi ditambah dengan adanya arus sepanjang pantai yang membawa sedimen ke arah alur.
"Tipe pasang surut laut di pelabuhan ini adalah tipe campuran ganda, artinya pasang dan surut akan terjadi sekali atau dua kali dalam sehari. Adapun perbedaan tinggi muka air pada saat air pasang dan saat air surut adalah 1,53 meter," katanya.
Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Arif Suhartono Jadi Dirut Pelindo II
Kapal keruk tersebut lanjut Titah, ditargetkan mengeruk sebanyak 500 hingga 600 meter kubik dalam sebulan. Untuk itu, dengan hadirnya kapal keruk ini, Titah berharap pelayanan aktivitas logistik tidak mengalami kendala.
Pihaknya juga turut bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai dari Satuan Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Pantai Kementerian PUPR terkait pekerjaan kajian teknik kawasan pesisir dan sedimentasi alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
"Kajian sudah kami lakukan sejak 2019 dan kami melihat seberapa bermanfaatnya fungsi sedimen pasir ini agar kemudian bisa gunakan sebagai produk potensial," kata Titah.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta