billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Fakta Menarik Dosirak, Bekal Makanan ala Korea

Oleh Annisa Indri Lestari
SHARE   :

Fakta Menarik Dosirak, Bekal Makanan ala Korea
Foto: Dosirak. (iStock)

Pantau - Dalam bahasa Korea, Dosirak memiliki sejumlah arti. Kata tersebut dapat berarti makanan apa pun yang dikemas untuk dibawa, wadah yang dirancang khusus untuk membawa bekal makan siang, atau bento gaya Jepang.

Dosirak dapat ditemukan di restoran atau bahkan toko-toko serba ada terutama di stasiun kereta Korea. Bekal makan siang ala Korea ini umumnya berisi nasi dan beberapa banchan atau lauk untuk dinikmati.Ada berbagai jenis makanan yang bisa menjadi isian dalam dosirak. Biasanya beberapa sajian populer untuk dosirak diisi dengan nasi, lauk pauk, sayur, dan lainnya.

Melansir dari Oriental Mart, beberapa isian dosirak yang populer yakni nasi, kimchi, sosis, telur goreng, tahu, rumput laut, tauge, seafood pancake, kimbap, hingga omelet gulung.

Baca : Kata Ahli soal Bekal Makanan Bergizi untuk Anak

Fakta Menarik Dosirak, Kotak Bekal Makan Siang dari Korea Selatan

1. Dosirak atau bekal makanan khas Korea ini dikenal dengan istilah gwakbap.

2. Bap atau nasi adalah elemen penting dalam kebiasaan makan orang Korea setiap harinya.

3. Tak hanya nasi, kotak dosirak atau dosirak-tong dikemas bersama kimchi, banchan (side dish), telur goreng, kim (rumput laut panggang).

4. Awalnya dosirak adalah bekal makanan yang dibuat di rumah, tapi kini sudah banyak dijajakan di minimarket atau toserba.

5. Beberapa menu dosirak yang banyak dijajakan di mini market misalnya bulgogi, sosis teriyaki, dan meatball atau bakso.

6. Lunch box atau bekal makan siang yang dijual dalam kondisi dingin karena disimpan di kulkas. Biasanya sebelum menyantapnya akan dihangatkan lagi di microwave.

7. Dosirak punya cara unik sebelum disantap, kamu perlu mengocok sampai semua lauk dan nasi bercampur jadi satu.

8. Dosirak umum dan mudah ditemui di stasiun-stasiun, karena di stasiun banyak orang yang lalu lalang berpindah dari stasiun satu ke stasiun lainnya.

Penulis :
Annisa Indri Lestari