
Pantau - Magnuson Park, yang kini menjadi lokasi rekreasi indah di Semenanjung Sand Point, dulunya merupakan tanah leluhur Suku Duwamish. Suku asli Seattle ini telah mendiami kawasan tersebut sejak akhir zaman glasial sekitar 10.000 tahun lalu. Mereka terdiri dari beberapa kelompok yang secara budaya berbeda tetapi memiliki pola makan serupa, mengandalkan ikan, makanan laut, dan buah-buahan sebagai sumber utama nutrisi.
Pada musim panas, mereka mengonsumsi makanan segar dan mengeringkan persediaan untuk bertahan di musim dingin. Saat sumber makanan laut terbatas, mereka berburu bebek, berang-berang, beruang, serta rakun. Permukiman mereka terdiri dari beberapa rumah panjang yang dihuni oleh berbagai keluarga. Struktur sosialnya terbagi menjadi kelas atas, kelas bawah, dan budak yang ditentukan berdasarkan garis keturunan.
Kedatangan kolonial Eropa membawa perubahan besar bagi Suku Duwamish. Mereka terpaksa menandatangani perjanjian yang merugikan serta menghadapi ancaman penyakit dari dunia Barat. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan dan menjaga warisan budaya mereka. Saat ini, komunitas Duwamish masih hidup di sekitar Seattle meskipun tidak lagi bermukim di Magnuson Park.
Baca juga: Tchai Ovna, Warisan Teh dan Budaya di Glasgow
Magnuson Park sebagai Pangkalan Udara
Pada awal abad ke-20, lahan yang kini menjadi taman sempat dijadikan pangkalan angkatan laut Amerika Serikat. Awalnya, pada tahun 1900, kawasan ini diusulkan sebagai taman, tetapi setelah Perang Dunia I, muncul permintaan untuk mendirikan Pangkalan Udara Angkatan Laut di Seattle. Pada tahun 1922, pangkalan ini resmi dibangun.
Pangkalan ini mencatat sejarah penting ketika pada tahun 1924 menjadi titik akhir dari penerbangan keliling dunia pertama. Selama bertahun-tahun, fasilitas ini digunakan untuk melatih penerbang angkatan laut, meskipun beberapa insiden kecelakaan terjadi. Sejumlah pesawat latih jatuh ke Danau Washington dan hingga kini bangkainya masih menjadi daya tarik bagi para penyelam lokal.
Transformasi Menjadi Magnuson Park
Pangkalan Udara Angkatan Laut resmi ditutup pada tahun 1970. Setelah melalui berbagai negosiasi, sebagian besar lahan diserahkan kepada pemerintah kota dan dikembangkan menjadi taman. Awalnya bernama Sand Point Park, kemudian namanya diubah menjadi Magnuson Park sebagai penghormatan kepada Senator Warren Magnuson.
Magnuson dikenal sebagai politisi berpengaruh yang berperan dalam pencabutan larangan alkohol, mengesahkan undang-undang tunjangan pengangguran pertama di Amerika Serikat, serta membatalkan larangan imigrasi Tiongkok tahun 1882.
Baca juga: Bristol Old Vic, Teater Bersejarah yang Terus Berkarya Sejak 1766
Mengunjungi Magnuson Park
Saat ini, Magnuson Park menjadi destinasi wisata favorit untuk berlayar, berenang, bersepeda, bermain sepak bola, hingga mengamati burung. Taman ini buka sepanjang waktu dan dapat diakses dengan bus rute 62 dan 75. Pengunjung bisa turun di halte Sand Point Way NE dan NE 74th St, lalu berjalan beberapa menit ke arah timur.
Dengan sejarah yang kaya dan fasilitas lengkap, Magnuson Park menawarkan kombinasi sempurna antara wisata alam dan nilai historis yang menarik untuk dikunjungi.
- Penulis :
- Latisha Asharani