
Pantau - Wyckoff Farmhouse Museum, yang terletak di 5816 Clarendon Road dalam Milton Fidler Park, kawasan Canarsie, Brooklyn, merupakan bagian penting dari sejarah kolonial New York. Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare yang diperoleh dari suku Lenape sekitar tahun 1636 oleh Wouter van Twiller. Rumah pertanian ini dibangun pada tahun 1652 dan menjadi struktur tertua yang masih bertahan di New York City, bahkan salah satu yang tertua di Amerika Serikat.
Dari Lahan Pertanian Menjadi Museum Bersejarah
Wyckoff Farmhouse awalnya merupakan salah satu rumah yang dibangun atas perintah Wouter van Twiller sebelum ia kembali ke Belanda. Pieter Claesen Wyckoff, seorang pekerja kontrak yang kemudian menjadi petani sukses dan pejabat pengadilan, mulai menempati rumah ini bersama istrinya, Grietje van Nes, sekitar tahun 1652. Keturunan mereka kini berjumlah lebih dari 50.000 orang.
Terletak di East Flatbush-Flatlands, rumah ini berfungsi sebagai pertanian aktif selama berabad-abad. Bangunannya menampilkan arsitektur khas Kolonial Belanda dengan dinding berlapis kayu dan pintu terbelah. Keluarga Wyckoff terus memperluas dan merenovasi rumah ini sesuai kebutuhan hingga akhirnya berhenti beroperasi sebagai pertanian pada tahun 1901.
Baca juga: Mengenal Museum Bedah Internasional Chicago, Warisan Medis dan Sejarahnya
Restorasi dan Pembukaan Sebagai Museum
Pada tahun 1937, keturunan Pieter Claesen Wyckoff mendirikan Wyckoff House & Association, Inc. untuk menyelamatkan rumah leluhur mereka dari ancaman pembongkaran. Melalui upaya advokasi komunitas, keluarga Wyckoff memperoleh kembali hak kepemilikan pada tahun 1961 dan menyerahkannya kepada Departemen Taman Kota New York untuk direstorasi.
Pada tahun 1965, bangunan ini menjadi landmark resmi pertama di New York City dan bergabung dengan Historic House Trust. Tahun 1969, rumah ini resmi menjadi milik kota. Setelah mengalami kebakaran pada akhir 1970-an, Wyckoff Farmhouse direnovasi secara besar-besaran pada awal 1980-an dan dibuka untuk umum pada tahun 1982. Sejak saat itu, museum ini berfungsi sebagai pusat edukasi yang menampilkan keberagaman pertanian kolonial Brooklyn.
Kini, museum ini dijalankan dengan misi untuk melestarikan, menafsirkan, dan mengelola bangunan tertua di New York beserta lahannya. Selain itu, museum ini juga mendokumentasikan sejarah keluarga Wyckoff di Amerika melalui arsip, koleksi, serta acara khusus yang menghubungkan para keturunan dengan warisan leluhur mereka.
Mengenal Lebih Dekat Wyckoff Farmhouse Museum
Sejak tahun 2003, museum ini menyelenggarakan pasar petani yang menyediakan hasil pertanian organik bagi masyarakat sekitar. Berbagai acara tahunan digelar, termasuk Apple Festival setiap bulan September. Lahan seluas 1,5 hektare ini masih dipenuhi dengan tanaman seperti bayam Swiss, terong, dan bawang putih, menciptakan suasana khas pertanian masa lalu.
Para pengunjung dapat mengikuti tur berpemandu atau mandiri untuk menelusuri sejarah keluarga Wyckoff dan berbagai perubahan yang terjadi pada rumah ini sejak abad ke-18 dan 19. Museum ini menawarkan pengalaman mendalam tentang kehidupan para pemukim awal Brooklyn, dengan perabotan dan dekorasi yang sesuai dengan zaman kolonial.
Baca juga: 5 Rekomendasi Museum di Jakarta Pusat, Cocok untuk Wisata Edukasi
Bagi yang ingin mendapatkan wawasan lebih mendalam, museum menyediakan tur eksklusif yang dipandu oleh sejarawan lokal dan pakar warisan budaya. Acara bulanan "Family Day" yang digelar setiap Sabtu ketiga juga menawarkan aktivitas menarik bagi anak-anak, seperti memasak di perapian terbuka dan membuat lentera bergaya kolonial.
Melalui pameran interaktif, kegiatan edukatif, dan acara khusus, Wyckoff Farmhouse Museum terus menjaga dan menghidupkan kembali warisan sejarah kota New York bagi generasi mendatang.
- Penulis :
- Latisha Asharani