billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

3.310 Kasus PMI di Kamboja, Puan Desak Perlindungan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

3.310 Kasus PMI di Kamboja, Puan Desak Perlindungan
Foto: Ketua DPR RI Puan Maharani. (Dok. DPR RI)

Pantau - Ratusan WNI meninggal dan ribuan lainnya terjebak dalam penipuan daring di Kamboja. Fenomena ini bukan lagi sekadar masalah imigrasi, tapi telah berubah menjadi darurat kawasan.

Ketua DPR RI Puan Maharani akan membawa isu ini ke meja diplomasi saat bertemu Ketua Senat Kamboja, Hun Sen, Rabu (7/5/2025) di Gedung Nusantara, Jakarta.

Pertemuan ini adalah bagian dari kunjungan kehormatan Hun Sen ke Indonesia pada 5–7 Mei 2025, yang sebelumnya telah lebih dulu bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana.

Dalam agendanya, Puan dan Hun Sen dijadwalkan membahas salah satu isu paling krusial bagi Indonesia: perlindungan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang semakin banyak menjadi korban penipuan online.

“Ini harus menjadi pengingat betapa pentingnya perlindungan terhadap WNI, khususnya para pekerja migran Indonesia (PMI),” ujar Puan, Selasa (6/5/2025).

Menurut data KBRI Kamboja, jumlah WNI bermasalah melonjak 60 kali lipat dalam 5 tahun terakhir—dari 56 kasus pada 2020 menjadi 3.310 kasus pada 2024, di mana 75 persen di antaranya terjebak dalam online scam.

Tragisnya, sepanjang tahun 2024 saja, 92 WNI meninggal dunia, meningkat 24,3% dari tahun sebelumnya. Sebagian besar korban adalah PMI yang dijanjikan pekerjaan, tetapi malah dijerat sindikat penipuan digital.

Puan menekankan bahwa kerja sama parlemen kedua negara harus diperkuat, tidak hanya untuk mempererat hubungan diplomatik, tetapi juga menyelamatkan nyawa warga.

“Diplomasi parlemen semakin diperlukan untuk membangun dialog antar negara guna menghadapi krisis multi dimensi. Parlemen harus berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi permasalahan global,” pungkasnya.

Penulis :
Khalied Malvino