
Pantau - Perusahaan energi asal Tiongkok, Huaneng Group, meluncurkan sebanyak 100 unit truk listrik otonom berbasis teknologi 5G-A di tambang terbuka Yimin, provinsi Mongolia Dalam, sebagai bagian dari strategi besar transisi energi nasional dan modernisasi industri pertambangan.
Peluncuran ini dilakukan oleh Huaneng Ruichi, anak usaha Huaneng Group, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Huawei, XCMG, dan BUMN State Grid Smart Internet of Vehicles.
Truk Canggih Ditenagai AI dan Cloud Service
Truk otonom ini memiliki kapasitas angkut hingga 90 ton dan mampu beroperasi dalam kondisi ekstrem dengan suhu mencapai -40°C dan kecepatan maksimum 50 km/jam.
Huawei menjadi penyedia teknologi Commercial Vehicle Autonomous Driving Cloud Service (CVADCS), yang memungkinkan pembaruan lokasi secara real-time, pencarian rute tercepat, serta peningkatan efisiensi operasional.
Truk ini didukung dengan algoritma kecerdasan buatan khusus untuk lingkungan tambang terbuka, serta sistem pengawasan terintegrasi yang mampu menavigasi berbagai kondisi medan seperti salju, debu, dan hujan.
Efisiensi Tinggi, Nol Kecelakaan
Truk listrik otonom ini diklaim 120 persen lebih efisien dibandingkan truk manual, dengan kecepatan operasional rata-rata 35 km/jam.
Setiap giliran kerja hanya diawasi oleh lima operator dari pusat kontrol, tanpa pengemudi di lapangan, dan pengisian daya truk hanya membutuhkan waktu 6 menit.
Sejak mulai beroperasi, truk-truk ini dilaporkan tidak mengalami kecelakaan, menciptakan rekor keselamatan baru di sektor pertambangan.
Solusi Global dan Ekspansi
Saat ini, lebih dari 2.000 truk otonom telah beroperasi di seluruh Tiongkok. Negara-negara lain seperti Brasil tengah mempertimbangkan implementasi teknologi serupa.
Untuk wilayah yang belum memiliki infrastruktur 5G seperti Indonesia, Huawei menyediakan opsi Enhanced LTE (ELT) sebagai solusi terjangkau sementara.
Huaneng Group menargetkan pengoperasian 300 truk listrik otonom secara penuh 24 jam dalam tiga tahun mendatang.
Dengan produksi batu bara nasional yang mencapai 4,66 miliar ton pada 2023—tertinggi di dunia—transformasi digital ini diharapkan mampu mendorong tambang yang lebih aman, bersih, dan efisien.
- Penulis :
- Balian Godfrey








