
Pantau - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing mendukung penuh peluncuran film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia sebagai bagian dari strategi diplomasi budaya Indonesia di Tiongkok.
Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, menyampaikan bahwa film merupakan jembatan penting dalam membangun koneksi antarmanusia yang menjadi inti dari hubungan antarbangsa.
"Film dapat menjembatani perbedaan budaya sekaligus memperkuat saling pengertian," ujar Dubes Djauhari dalam acara soft launching yang digelar di Wisma Duta Besar RI, Beijing, pada Minggu, 18 Mei 2025.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sutradara Guntur Soeharjanto, pemeran utama Yasmin Napper dan Violeta Wijaya, serta penyanyi Hanin Dhiya yang membawakan lagu original soundtrack film.
Sinergi Perfilman dan Potensi Kerja Sama Lintas Negara
Selain sebagai ajang peluncuran film, acara ini juga menjadi forum diskusi peluang kerja sama perfilman Indonesia–China.
Lebih dari 150 peserta hadir, termasuk pelajar, komunitas pengajian, dan pegiat budaya di Beijing.
Dubes Djauhari menegaskan bahwa industri film memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan, serta berfungsi sebagai alat diplomasi dan promosi pariwisata yang efektif.
Dengan populasi besar di kedua negara, terbuka peluang pasar yang luas dan kerja sama produksi dapat memperkenalkan budaya serta destinasi wisata masing-masing.
Film ini mengambil lokasi syuting di Ningxia, wilayah dengan populasi Muslim di China, serta di Indonesia, menjadikannya contoh kolaborasi budaya strategis.
Diskusi juga membahas potensi pelatihan teknis perfilman, distribusi film lintas negara, dan kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting bagi film produksi Tiongkok.
Kisah Cinta dan Pencarian Jati Diri dalam Latar Budaya Muslim Ningxia
Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, berbeda dari film pertamanya yang rilis pada 2014.
Film ini mengangkat kisah Aisha, seorang jurnalis muda Indonesia yang diperankan oleh Yasmin Napper, dalam perjalanannya menjelajahi cinta, pencarian jati diri, dan spiritualitas di tengah komunitas Muslim Ningxia.
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 19 Juni 2025 dan diharapkan segera menyusul penayangan di bioskop China.
Acara peluncuran ditutup dengan penampilan Hanin Dhiya yang membawakan lagu-lagu dari original soundtrack, menambah nuansa emosional dalam perayaan sinema lintas budaya ini.
KBRI Beijing menegaskan komitmennya untuk terus mendukung inisiatif kreatif yang memperkuat ekosistem perfilman dan ekonomi kreatif Indonesia di kancah internasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey











