
Pantau - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa 94 persen rumah sakit di Jalur Gaza mengalami kehancuran atau kerusakan berat akibat agresi militer Israel yang terus berlangsung sejak Oktober 2023.
Dari total 36 rumah sakit yang ada di wilayah tersebut, hanya 19 yang masih beroperasi.
Namun, dari 19 rumah sakit itu, hanya 12 yang mampu memberikan layanan kesehatan komprehensif, sementara sisanya hanya dapat menangani layanan gawat darurat dasar.
WHO juga melaporkan bahwa empat rumah sakit besar di Gaza City terpaksa menghentikan layanan mereka pada pekan lalu karena berada di dekat zona pertempuran aktif, mengalami kerusakan akibat serangan, atau dipaksa evakuasi.
Ancaman Terhadap Fasilitas Kesehatan Meningkat, Kapasitas Tak Memadai
Menurut WHO, meningkatnya pertempuran serta instruksi evakuasi terbaru di wilayah utara dan selatan Gaza semakin mengancam operasional fasilitas kesehatan yang masih tersisa.
Saat ini, hanya tersedia sekitar 2.000 tempat tidur rumah sakit untuk lebih dari 2 juta penduduk Palestina yang tinggal di Jalur Gaza.
WHO menyebut kapasitas tersebut “sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saat ini,” terlebih di tengah memburuknya krisis kemanusiaan.
Hingga 22 Mei 2025, WHO telah mencatat 1.521 serangan terhadap fasilitas kesehatan di wilayah pendudukan Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Serangan-serangan ini telah menyebabkan sedikitnya 945 orang tewas dan 1.561 lainnya luka-luka.
WHO menyoroti besarnya dampak agresi Israel terhadap sistem layanan kesehatan Gaza dan mendesak komunitas internasional untuk menjamin perlindungan terhadap fasilitas dan personel medis sesuai hukum internasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey