
Pantau - Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan bahwa kelompoknya siap menghadapi Israel secara militer apabila situasi di lapangan menuntut konfrontasi langsung.
Respons Terhadap Agresi dan Tekanan Regional
Pernyataan tersebut disampaikan dalam upacara penghormatan bagi komandan Hizbullah, Ali Abdul Moneim Karaki (Abu al-Fadl), yang tewas akibat serangan Israel pada 2024.
“Kami siap untuk konfrontasi defensif. Jika Israel melanggar batas dan agresi mencapai titik di mana pertahanan diperlukan, kami siap untuk menang atau gugur sebagai syuhada,” ungkapnya.
Qassem menyebut Lebanon saat ini menghadapi "ancaman eksistensial" yang bersumber dari agresi Israel dan tekanan regional yang didukung Amerika Serikat.
Ia menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan pernah menyerahkan senjatanya atau tunduk kepada Israel dalam kondisi ancaman apa pun.
Tuduhan Terhadap AS dan Kekhawatiran Ekspansi Israel
Qassem menuding Amerika Serikat tengah mendorong kesepakatan baru yang akan membenarkan pelanggaran-pelanggaran masa lalu oleh Israel dan memuluskan jalan bagi pelucutan senjata Hizbullah.
Menurutnya, tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi yang dilakukan saat ini ditujukan untuk melemahkan pertahanan Lebanon demi kepentingan Israel.
"Israel tidak hanya sekadar menduduki, tetapi juga sedang memperluas, mengendalikan, dan memaksa," ucap Qassem.
Ia memperingatkan bahwa pelucutan senjata Hizbullah akan menghilangkan satu-satunya hambatan terhadap "dominasi Israel-Amerika" di kawasan Lebanon dan sekitarnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti