
Pantau - Solusi dua negara kembali disebut sebagai satu-satunya alternatif yang kredibel untuk menghapus sistem apartheid, mengakhiri perang berkepanjangan, dan mencegah keruntuhan kemanusiaan di Palestina, di tengah kondisi Gaza yang terus memburuk akibat blokade dan konflik.
Di salah satu rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza, seorang bayi berusia lima bulan bernama Zeinab terbaring lemah di atas ranjang besi berkarat.
Ibunya menceritakan bahwa pada usia 40 hari, Zeinab memiliki berat badan sekitar 5,5 kilogram, namun setelah berbulan-bulan hidup di bawah blokade bantuan pangan oleh Israel, beratnya turun dua kilogram.
Anak-Anak Gaza di Ambang Kelaparan dan Kematian
Dengan tangis, sang ibu menyampaikan bahwa tidak ada susu dan makanan, sementara ia menyaksikan putrinya terus menderita kelaparan dan kehilangan berat badan secara drastis.
Seperti Zeinab, ribuan anak di Gaza mengalami kelaparan akut dan hidup dalam kondisi yang menyerupai kamp konsentrasi, sementara rumah sakit tak mampu menampung jumlah pasien anak malnutrisi.
“Gaza alami salah satu genosida terkejam dalam sejarah,” tulis salah satu pernyataan organisasi kemanusiaan.
Di Gaza, kelaparan bukan lagi ancaman, melainkan kenyataan yang menghancurkan kehidupan anak-anak—mereka yang dahulu ceria kini terdiam dalam lapar dan penderitaan.
Setelah berbagai tekanan internasional, beberapa truk bantuan akhirnya diperbolehkan masuk ke Gaza, namun jumlahnya sangat minim dan distribusinya tidak merata.
Berbagai pihak menyatakan keraguan bahwa krisis kemanusiaan ini bisa diatasi hanya dengan bantuan terbatas yang tersedia.
Anak-anak menjadi kelompok yang paling terdampak dalam situasi ini.
Data WHO dan Kementerian Kesehatan Gaza Ungkap Krisis Gizi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 5.000 anak balita di Gaza dirawat karena malnutrisi dalam dua pekan pertama Juli 2025.
Dari jumlah tersebut, 18 persen menderita Severe Acute Malnutrition (SAM) atau malnutrisi akut berat yang mengancam nyawa.
WHO juga mencatat lonjakan tajam angka kematian anak akibat malnutrisi: dari total 74 kematian anak sepanjang 2025, 63 terjadi hanya dalam bulan Juli.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total kematian akibat kelaparan telah mencapai 147 jiwa, termasuk 88 anak-anak.
Selain anak-anak, kelompok ibu hamil juga menghadapi risiko serius.
Direktur Eksekutif Yayasan Al Dameer untuk Hak Asasi Manusia, Alaa Alskafi, memperingatkan bahwa sekitar 11.000 ibu hamil di Gaza berada dalam kondisi berbahaya akibat malnutrisi dan dehidrasi.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf