HOME  ⁄  Geopolitik

Pakistan Dorong Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Indonesia Sambut 75 Tahun Hubungan Diplomatik

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pakistan Dorong Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Indonesia Sambut 75 Tahun Hubungan Diplomatik
Foto: (Sumber: Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Zahid Hafeez Chaudhri usai berbincang dengan wartawan di kantornya di Jakarta, Selasa (5/8/2025). /ANTARA/Kuntum Riswan.)

Pantau - Pakistan berupaya meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia melalui penguatan kerja sama perdagangan, dari Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) menjadi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA), bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada 2025.

Peningkatan Hubungan Dagang Menuju FTA

Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Zahid Hafeez Chaudhri, menyampaikan bahwa kedua negara telah menjalin Perjanjian Perdagangan Preferensial sejak tahun 2013 dan kini tengah mengarah pada pembentukan Perjanjian Perdagangan Bebas.

"Saat ini, kita sudah memiliki Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) dengan Indonesia, dan kita sedang bekerja menuju Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Pakistan dan Indonesia," ungkapnya saat ditemui di kantornya di Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2025.

Sejak implementasi PTA, nilai perdagangan bilateral meningkat signifikan dan mencapai lebih dari 4 miliar dolar AS pada tahun 2024, setara dengan sekitar Rp65,5 triliun.

Pakistan berharap kerja sama melalui FTA dapat mendorong pertumbuhan nilai perdagangan tersebut, sekaligus memperluas cakupan kolaborasi ke sektor jasa, investasi, dan sektor lainnya.

Perundingan peningkatan kerja sama ini telah dimulai sejak tahun 2019, dan kedua negara telah menyepakati perluasan PTA menjadi Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA), yang mencakup seluruh pos tarif.

Untuk mempercepat proses negosiasi, Indonesia dan Pakistan telah membentuk Komite Perdagangan Bersama (Joint Trade Committee/JTC) RI-Pakistan.

Potensi Ekonomi Pakistan dalam Tekstil, IT, dan Pertahanan

Dalam penjelasannya, Dubes Chaudhri juga memaparkan berbagai potensi ekonomi Pakistan yang dapat menjadi dasar kerja sama lebih lanjut.

Pakistan dikenal memiliki kekuatan besar di sektor tekstil, dengan rantai pasok yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal.

"Kami menanam kapas sendiri, memproduksi serat sendiri, menenun kain sendiri, dan memproduksi pakaian jadi sendiri," ia mengungkapkan.

Selain itu, Pakistan merupakan produsen 70 persen bola sepak yang digunakan di seluruh dunia.

Di sektor teknologi informasi (IT), Pakistan menghasilkan lebih dari 20.000 lulusan setiap tahun dan memiliki lebih dari 400.000 profesional IT yang siap bekerja sama, termasuk dalam bidang teknologi finansial (FinTech).

Tak hanya sektor ekonomi, Pakistan juga ingin memperluas kerja sama di bidang pertahanan.

Dubes Chaudhri menyatakan keinginan negaranya untuk menjual sistem persenjataan kepada Indonesia serta mengadakan latihan militer bersama dan berbagi pengetahuan di sektor pertahanan.

"Perekonomian kita saling melengkapi. Hubungan antar masyarakat kita sangat kuat. Dan yang lebih penting lagi, kedua negara kita mendambakan tatanan internasional yang berdasarkan pada hukum internasional, tatanan yang menjunjung perdamaian, keadilan, dan kemakmuran. Saya sangat menantikan untuk bekerja bersama rekan-rekan saya di Indonesia," ujarnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf

Terpopuler