
Pantau - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menegaskan bahwa negaranya tidak dapat ditembus oleh pasukan asing di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengerahkan aset militer ke kawasan Karibia.
Pernyataan Maduro di Upacara Militer
Dalam sebuah upacara militer di Caracas pada Kamis, Maduro dengan tegas mengatakan, "Mereka tidak bisa memasuki Venezuela," sambil menyebut tekanan dari luar justru memperkuat pemerintahan yang ia pimpin.
Ia menilai langkah Amerika Serikat sebagai bentuk pengepungan dan pelecehan yang melanggar Piagam PBB.
" Hari ini, setelah 20 hari pengepungan tanpa henti, kami lebih kuat dari kemarin. Kami memiliki lebih banyak dukungan nasional dan internasional," ungkapnya.
Maduro juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Kolombia Gustavo Petro yang mengerahkan 25.000 tentara ke wilayah Catatumbo.
Menurutnya, langkah tersebut mencerminkan persatuan Venezuela dan Kolombia dalam menjaga perdamaian serta melindungi kedaulatan wilayah mereka.
Respons terhadap Langkah Amerika Serikat
Awal bulan ini, Maduro bersama Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez dan jajaran komandan senior militer Venezuela berjanji untuk mempertahankan kedaulatan nasional.
Ia menegaskan tidak ada "kekaisaran" yang bisa menyentuh "tanah suci" Venezuela maupun tanah-tanah Amerika Selatan.
Sementara itu, Presiden Donald Trump sebelumnya menandatangani perintah eksekutif untuk melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap kartel narkoba di kawasan Amerika Latin.
Sebagai bagian dari operasi tersebut, Amerika Serikat mengerahkan satuan tugas angkatan laut ke Karibia yang terdiri dari sebuah kapal selam dan tujuh kapal perang.
Selain itu, pejabat militer AS kepada CNN mengonfirmasi bahwa 4.000 marinir juga akan dikirimkan ke kawasan tersebut.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti