billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Bentrokan Baru Meletus di Perbatasan Pakistan-Afghanistan, Gencatan Senjata Kembali Gagal

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Bentrokan Baru Meletus di Perbatasan Pakistan-Afghanistan, Gencatan Senjata Kembali Gagal
Foto: (Sumber: Militer Pakistan berjaga di gerbang perbatasan dengan Afghanistan. ANTARA/Anadolu/aa.)

Pantau - Bentrokan bersenjata kembali terjadi antara pasukan Pakistan dan Afghanistan di wilayah perbatasan pada Selasa, 14 Oktober 2025, hanya beberapa hari setelah gencatan senjata singkat disepakati oleh kedua belah pihak.

Menurut pernyataan resmi dari otoritas Afghanistan, pasukan negara itu melancarkan serangan balasan di dekat wilayah perbatasan.

Juru bicara gubernur Provinsi Khost, Mustaghfer Gurbaz, mengatakan bahwa bentrokan masih berlangsung saat pernyataan tersebut disampaikan.

"Bentrokan masih terus terjadi di wilayah perbatasan," ungkapnya seperti dikutip oleh stasiun televisi lokal Tolo News.

Pakistan Tuduh Afghanistan Mulai Serangan Tanpa Alasan

Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Pakistan, seorang pejabat keamanan Pakistan menyampaikan kepada kantor berita Anadolu bahwa bentrokan terjadi di wilayah perbatasan Shorko, yang terletak di distrik suku Kurram.

Pejabat tersebut menuduh bahwa pasukan Afghanistan melepaskan tembakan dan melakukan pengeboman terlebih dahulu tanpa provokasi.

Ia menyebut tindakan tersebut sebagai serangan "tanpa alasan" terhadap pasukan perbatasan Pakistan.

Bentrokan terbaru ini terjadi hanya beberapa hari setelah insiden mematikan pada Sabtu, 11 Oktober 2025, yang menewaskan puluhan tentara dari kedua negara.

Pertempuran tersebut disebut sebagai salah satu yang paling mematikan sejak kelompok Taliban kembali menguasai Kabul pada tahun 2021.

Gencatan senjata sempat diberlakukan pada malam hari setelah bentrokan Sabtu, berkat mediasi diplomatik dari Arab Saudi dan Qatar, menurut pernyataan pihak Kabul.

Namun, insiden baru yang terjadi pada Selasa menunjukkan bahwa ketegangan di perbatasan belum sepenuhnya mereda, dan stabilitas kawasan masih rapuh.

Penulis :
Aditya Yohan