
Pantau - Roma, Italia — Indonesia masuk dalam daftar penerima rekognisi Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atas kontribusi Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dalam pembangunan sektor pangan dan pertanian dunia. Penghargaan diserahkan pada acara Global Technical Recognition Ceremony di Kantor Pusat FAO, Roma, Italia, Rabu (15/10), dalam rangka peringatan 80 tahun FAO. Indonesia menjadi salah satu dari 18 penerima rekognisi KSST pada dua kategori Country-Level Recognition dan Institutional-Level Recognition.
Dari 18 penerima, hanya lima perwakilan negara (Arab Saudi, Brasil, Tiongkok, Uganda, dan Maroko) yang dipanggil kepodium untuk menerima penghargaan langsung. Indonesia bersama penerima lainnya disampaikan melalui penayangan di layar utama dan penyampaian sertifikat digital oleh FAO.
Pada kategori Country-Level, FAO mengapresiasi peran Indonesia dalam mendorong transformasi pertanian dan ketahanan pangan global melalui program KSST yang selaras dengan FAO Strategic Framework 2022–2031 dan visi “Four Betters” (better production, better nutrition, better environment, better life).
Selama dua dekade terakhir, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengimplementasikan inisiatif KSST untuk 74 negara, dengan mengirimkan 190 tenaga ahli, 400 alat dan mesin pertanian, 5.000 dosis semen beku, serta memberikan pelatihan bagi lebihdari 1.500 peserta dari Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Pasifik. Indonesia juga mendirikan pusat pelatihan regional di Tanzania, Gambia, dan Fiji serta mendukung pemulihan produksi pangan di Madagaskar dan Sudan.
Pada kategori Institutional-Level, penghargaan diberikan kepada Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, sebagai Centre of Excellence dalam reproduksi ternak. BBIB Singosari menyuplai lebih dari 60% semen beku nasional, membuka ribuan lapangan kerja, serta meningkatkan nilai ekonomi peternakan nasional. Secara internasional, BBIB Singosari telah melatih lebih dari300 profesional dari 36 negara dan menjalin kerja sama dengan JICA dan Islamic Development Bank (IsDB).
Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Ali Jamil, mengungkapkan penghargaan ini adalah sebuah simbol dari dunia Intenasional bahwa Indonesia telah bertransformasi menjadi solusi bagi pertanian di dunia.
“Penghargaan ini merupakan pengakuan dunia atas peran strategis Indonesia sebagai penyedia solusi pertanian bagi negara berkembang. Indonesia telah bertransformasi dari penerima menjadi penyedia teknologi, tenaga ahli, dan inovasi pertanian global, seraya berkontribusi nyata dalam memperkuat ketahanan pangan dunia," ungkap Ali Jamil
Kegiatan Global Technical Recognition Ceremony dihadiri oleh jajaran pimpinan FAO, termasuk Director-General Dr. QU Dongyu dan Deputy Director-General Beth Bechdol, sertaperwakilan negara anggota, organisasi internasional, dan mitra pembangunan global.
Sebelum penyerahan penghargaan, Plt. Sekjen Kementan selaku Ketua Delegasi Indonesia juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperkuat SSTC pada sesi Ministerial Dialogue on SSTC. Sesi ini dihadiri oleh para Menteri Pertanian dari Tiongkok, Bangladesh, Kenya, Jordan, Uzbekistan, Nigeria, dan Uganda serta pejabat setingkat Wakil Menteri dari Brazil, Rusia, Azerbaijan, Tanzania dan Kolumbia.
Dalam forum tersebut, Direktur Jenderal FAO, Director of UN Office for South-South Cooperation, dan Delegasi Tanzania secara khusus menyampaikan apresiasi atas kontribusi konkret Indonesia melalui berbagai program KSST. Selain itu, apresiasi terhadap Indonesia juga termasuk dalam hal inisiatif yang berakar dari semangat Bandung Conference tahun 1955 yang menegaskan solidaritas dan kerja sama negara-negara Selatan untuk kemandirian dan kesejahteraan bersama.
- Penulis :
- Aditya Yohan