
Pantau - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan terjadinya lonjakan harga pangan yang ekstrem di Jalur Gaza akibat penghancuran besar-besaran terhadap lahan pertanian oleh Israel.
UNRWA menyampaikan bahwa hampir seluruh lahan pertanian di wilayah tersebut kini hancur atau tidak dapat diakses, menyebabkan warga Gaza kehilangan mata pencaharian utama mereka.
Kondisi ini mendorong harga pangan meroket ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dua tahun terakhir masa konflik berlangsung.
Sumber Pendapatan Hancur, Warga Tak Mampu Beli Makanan
Menurut UNRWA, banyak keluarga Palestina yang sebelumnya menggantungkan hidup pada hasil panen kini tidak lagi memiliki penghasilan.
Akibatnya, meskipun beberapa bahan pangan masih tersedia di pasar, warga tetap tidak mampu membelinya karena harga yang tidak terjangkau.
Dalam unggahan resminya di platform X, UNRWA menuliskan: “Satu kilogram tomat yang dulu harganya 60 sen (sekitar Rp9.940), kini mencapai 15 dolar (sekitar Rp248.350) — jika masih bisa ditemukan.”
UNRWA menegaskan bahwa hingga sektor pertanian di Gaza dapat dipulihkan, distribusi bantuan pangan harus dilakukan tanpa hambatan.
Situasi ini menjadi sinyal semakin mendesaknya peran komunitas internasional untuk mempercepat pemulihan sektor pertanian dan menjamin ketahanan pangan di wilayah yang terdampak parah ini.
- Penulis :
- Aditya Yohan