billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Ratusan Alat Berat untuk Rekonstruksi Hancur Diserang Israel, Lebanon Ajukan Keluhan ke PBB

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ratusan Alat Berat untuk Rekonstruksi Hancur Diserang Israel, Lebanon Ajukan Keluhan ke PBB
Foto: (Sumber: Tentara Lebanon terlihat di samping kendaraan berat yang hancur akibat serangan udara Israel di Msayleh, Lebanon, 11 Oktober 2025. (Xinhua/Ali Hashisho).)

Pantau - Serangan udara Israel di Lebanon selatan menghancurkan ratusan alat berat milik kontraktor lokal, memicu kekhawatiran terhambatnya proses rekonstruksi wilayah yang rusak pascakonflik antara Israel dan Hizbullah.

Pejabat dan warga setempat menyatakan bahwa serangan menyasar pabrik, jalan raya, dan showroom alat berat di berbagai kota di Lebanon selatan.

Serangan ini terjadi hampir setahun setelah gencatan senjata November 2024, namun pembangunan kembali infrastruktur kini kembali lumpuh.

Kerugian Mencapai Puluhan Juta Dolar, Proyek Rekonstruksi Terhenti

Banyak dari alat berat yang hancur merupakan milik perusahaan sipil yang tengah mengerjakan proyek-proyek vital seperti pembersihan puing, perbaikan jalan, serta restorasi sistem air dan limbah.

Ahmad Tabaja, pemilik pabrik ekskavator di Msayleh, mengatakan: “Semua yang kami miliki, semua mesin dan peralatan, hancur dalam sekejap,” dan menambahkan, “Puluhan buldoser dan ekskavator hancur menjadi rangka gosong. Ini adalah pabrik sipil, bukan target militer.”

Pejabat intelijen militer, Pasukan Keamanan Dalam Negeri, dan otoritas lokal Lebanon mengonfirmasi bahwa sejak gencatan senjata, Israel berulang kali menargetkan mesin ekskavasi dan lokasi konstruksi.

Militer Israel berdalih bahwa serangan tersebut ditujukan pada “infrastruktur dan peralatan teknik Hizbullah yang digunakan untuk membangun kembali fasilitas teroris.”

Survei oleh pemerintah kota dan Council of the South menunjukkan sekitar 400 ekskavator dan buldoser rusak atau hancur.

Di Msayleh saja, nilai kerugian ditaksir mencapai 15 juta dolar AS, sementara dari wilayah sekitarnya ditambahkan lagi kerugian sekitar 30 juta dolar AS, menurut laporan peneliti lokal.

Akibatnya, pekerjaan pembersihan dan rehabilitasi infrastruktur menjadi lumpuh total.

Lebanon Gugat ke PBB, Pemulihan Diperkirakan Terhambat

Pemerintah Lebanon kini mempertimbangkan permintaan bantuan internasional untuk menggantikan alat berat yang hancur, namun krisis keuangan yang berkepanjangan serta pembatasan impor diperkirakan akan memperlambat proses pemulihan selama beberapa bulan ke depan.

Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, memerintahkan Menteri Luar Negeri, Youssef Rajji, untuk segera mengajukan keluhan resmi ke Dewan Keamanan PBB.

Ia menyebut serangan udara tersebut sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap Resolusi PBB 1701 dan kesepakatan gencatan senjata November tahun lalu.”

Konflik lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah berlangsung selama 13 bulan setelah pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan puluhan ribu warga Lebanon selatan mengungsi dan menghancurkan infrastruktur vital.

Meskipun gencatan senjata telah tercapai sejak November 2024, serangan udara Israel terus berlanjut dengan alasan menghadapi ancaman Hizbullah.

Israel juga masih mempertahankan posisi militer di lima titik di sepanjang perbatasan Lebanon, meskipun penarikan pasukan telah dijadwalkan sejak 18 Februari 2025.

Penulis :
Aditya Yohan