billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS dan Thailand Teken Kesepakatan Mineral Strategis dan Kerangka Perdagangan Timbal Balik di KTT ASEAN

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

AS dan Thailand Teken Kesepakatan Mineral Strategis dan Kerangka Perdagangan Timbal Balik di KTT ASEAN
Foto: Arsip - Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul (sumber: Xinhua/Rachen Sageamsak)

Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani nota kesepahaman penting terkait mineral dengan Thailand di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada hari Minggu.

Dalam konferensi tersebut, Trump menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan bagian dari komitmen yang lebih luas di kawasan Asia Tenggara.

"Bersamaan dengan perjanjian damai, kami juga menandatangani kesepakatan perdagangan besar dengan Kamboja dan perjanjian mineral penting yang sangat penting dengan Thailand," ungkapnya.

Fokus pada Rantai Pasokan dan Kerja Sama Teknis

Nota kesepahaman (MoU) yang diteken oleh kedua negara bertujuan memperkuat tata kelola sektor sumber daya alam Thailand, sekaligus mendorong kemitraan jangka panjang antara perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat dan Thailand.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul menyampaikan bahwa kerja sama ini akan berdampak strategis bagi ketahanan rantai pasokan global.

"Nota kesepahaman ini akan semakin mendorong rantai pasokan yang tangguh dan berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang," ia mengungkapkan.

Selain itu, kedua negara menyepakati langkah-langkah lanjutan seperti berbagi keahlian teknis, berkoordinasi dalam proyek-proyek prioritas, serta melindungi pasar mineral penting dari praktik perdagangan yang tidak adil.

Kerangka Perdagangan Baru Disepakati

Anutin Charnvirakul juga mengumumkan dimulainya kerangka kerja perjanjian AS–Thailand mengenai perdagangan timbal balik yang akan menjadi dasar negosiasi tarif dan isu-isu perdagangan lainnya.

Tujuan utama dari kerangka kerja ini adalah menyelesaikan negosiasi tarif pada akhir tahun 2025.

Dalam pernyataan bersama, Thailand menyetujui penghapusan tarif pada sekitar 99 persen barang, sedangkan Amerika Serikat akan mempertahankan tarif timbal balik sebesar 19 persen.

Selain tarif, kesepakatan tersebut juga mencakup pembahasan mengenai hambatan non-tarif, perlindungan hak-hak buruh, perlindungan lingkungan, hak kekayaan intelektual termasuk indikasi geografis, serta komitmen dalam perdagangan digital.

Kesepakatan ini menandai penguatan hubungan strategis antara Amerika Serikat dan Thailand dalam sektor perdagangan dan sumber daya mineral yang dianggap krusial bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan energi global.

Penulis :
Shila Glorya