Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Hubungan Diplomatik China-Inggris Didorong Lewat Panggilan Telepon di Tengah Polemik Kedutaan

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Hubungan Diplomatik China-Inggris Didorong Lewat Panggilan Telepon di Tengah Polemik Kedutaan
Foto: Menteri Luar Negeri China Wang Yi (sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper pada Kamis, 6 November 2025, guna memperkuat komunikasi strategis di tengah situasi internasional yang dinilai tidak stabil.

Wang Yi menyatakan bahwa China dan Inggris sebagai negara besar serta anggota tetap Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga perdamaian, stabilitas, dan pembangunan global.

"Situasi internasional saat ini penuh perubahan dan ketidakstabilan. Kedua negara perlu memperkuat komunikasi strategis serta mendorong hubungan secara berkelanjutan, saling menguntungkan, dan stabil," ungkap Wang Yi.

Ia menegaskan komitmen China untuk mempertahankan prinsip-prinsip Piagam PBB, menjaga posisi utama PBB dalam sistem internasional, serta menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.

China juga mendorong penyelesaian damai atas sengketa internasional, mendukung perdagangan bebas, dan menegakkan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) guna menjaga stabilitas rantai pasok dan produksi global.

Wang Yi menyebut bahwa posisi China dan Inggris terhadap isu-isu besar dunia pada umumnya sejalan dan hal ini menjadi inti penting dalam memperkuat kerja sama strategis bilateral.

"China dan Inggris memiliki sejarah serta budaya yang berbeda, sehingga adanya perbedaan pandangan adalah hal yang wajar. Namun, kedua negara harus berpegang pada prinsip saling menghormati, berupaya meningkatkan saling pengertian, dan menyediakan jaminan yang kuat bagi stabilitas hubungan bilateral," ia menambahkan.

Wang Yi juga menyinggung pentingnya menjaga ketenangan dan kehati-hatian dalam merespons gangguan serta suara-suara negatif yang bisa merusak hubungan kedua negara.

Inggris Ingin Perluas Kerja Sama, Isu Kedutaan Masih Mengganjal

Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper menyatakan bahwa pemerintah Inggris menaruh perhatian besar terhadap hubungan dengan China dan berharap memperkuat komunikasi tingkat tinggi di masa mendatang.

Inggris ingin memperluas kerja sama dengan China di bidang keamanan, pembangunan, dan lingkungan.

Sebagai dua kekuatan besar dunia, Cooper menilai China dan Inggris perlu rutin menjaga komunikasi strategis, menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, menegakkan prinsip Piagam PBB, serta melindungi sistem perdagangan bebas dan multilateral.

Wang Yi dalam kesempatan itu meminta penyelesaian cepat atas sejumlah isu mendesak yang memengaruhi hubungan bilateral, salah satunya menyangkut pembangunan kompleks kedutaan besar China di London.

Masalah ini muncul karena Inggris menunda izin pembangunan kompleks kedutaan tersebut, setelah sebelumnya sempat menolak permohonan awal pada tahun 2022 dengan alasan perlindungan keamanan nasional.

Lokasi kedutaan yang dibeli China pada tahun 2018 berada di Royal Mint Court, dekat Menara London, dengan nilai pembelian sebesar 255 juta poundsterling dan luas mencapai 20.000 meter persegi.

Kompleks tersebut direncanakan menjadi yang terbesar di Eropa, mencakup bangunan perkantoran, area bawah tanah, apartemen untuk 200 staf, serta terowongan penghubung antargedung.

Namun, kekhawatiran muncul dari pihak Inggris atas potensi penyalahgunaan fasilitas kedutaan untuk operasi intelijen, termasuk dugaan penyadapan kabel serat optik yang membawa data sensitif dari perusahaan-perusahaan keuangan di City of London.

Kasus ini juga berkaitan dengan penahanan dua warga Inggris yang dituduh terlibat dalam operasi spionase untuk China dan membocorkan informasi politik sensitif.

Meski dakwaan terhadap keduanya akhirnya dibatalkan pada September 2025, isu ini sempat memanaskan hubungan kedua negara.

China dan Inggris kini berupaya menavigasi ketegangan tersebut dengan memperkuat dialog, termasuk lewat jalur diplomatik tingkat tinggi seperti panggilan telepon Menlu yang baru saja terjadi.

Penulis :
Leon Weldrick