Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Gencatan Senjata Kemanusiaan Disepakati RSF Sudan, Meski Militer Masih Lanjutkan Serangan

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Gencatan Senjata Kemanusiaan Disepakati RSF Sudan, Meski Militer Masih Lanjutkan Serangan
Foto: Seorang perempuan pengungsi dan beberapa anak duduk di bawah tenda yang dibangun dari kayu gelondongan dan kain di Tawila, Darfur Utara, Sudan, 8 Agustus 2025 (sumber: Xinhua/HO Program Pangan Dunia PBB)

Pantau - Pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) Sudan menyatakan sepakat untuk memasuki gencatan senjata kemanusiaan yang diusulkan oleh Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Mesir, pada Kamis, 6 November 2025.

Gencatan senjata ini bertujuan mengatasi dampak kemanusiaan yang katastropik akibat konflik bersenjata yang telah berlangsung sejak April 2023 serta meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil.

“Kami menantikan implementasi kesepakatan ini dan segera memulai pembicaraan mengenai pengaturan untuk penghentian permusuhan,” ungkap Al-Fateh Qurashi, juru bicara RSF, dalam pernyataan resminya.

Militer Sudan Tolak Hentikan Serangan

Meskipun RSF telah menyatakan kesediaan untuk gencatan senjata, militer Sudan pada Selasa, 4 November 2025, menyatakan tetap akan melanjutkan pertempuran.

Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan Dewan Keamanan dan Pertahanan Sudan membahas usulan gencatan senjata kemanusiaan dari Amerika Serikat.

Sumber yang mengetahui isi proposal menyebutkan bahwa kesepakatan gencatan senjata ini dirancang untuk berlaku selama tiga bulan, dengan tujuan membuka akses bantuan kemanusiaan bagi warga yang terdampak konflik.

Setelah masa gencatan senjata tersebut, akan dilanjutkan dengan proses politik selama sembilan bulan untuk mencapai penyelesaian menyeluruh dan kesepakatan damai permanen antara kedua pihak.

Konflik Sudan dan Dampaknya

Perang antara militer Sudan dan RSF telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi ke berbagai wilayah di Sudan dan negara-negara sekitarnya.

Situasi kemanusiaan yang memburuk mendorong komunitas internasional, termasuk AS dan negara-negara Arab, untuk menekan kedua belah pihak agar menghentikan permusuhan.

Penulis :
Leon Weldrick