
Pantau - Kementerian Luar Negeri Iran menuntut Amerika Serikat bertanggung jawab atas keterlibatannya dalam serangan udara Israel ke wilayah Iran pada Juni 2025, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengaku bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut.
Iran: AS Partisipan Penuh dalam Agresi Israel
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyampaikan pernyataan resmi pada Jumat, 7 November 2025, melalui unggahan di platform X, menanggapi pernyataan Trump sehari sebelumnya.
Trump mengatakan, “Israel menyerang terlebih dahulu. Serangan itu sangat, sangat kuat. Saya bertanggung jawab penuh atas hal itu.”
Menanggapi hal tersebut, Baghaei menyebut pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada 13 Juni yang mengklaim bahwa serangan dilakukan sepihak oleh Israel sebagai "kebohongan besar".
Baghaei menegaskan bahwa sejak awal, Amerika Serikat telah menjadi partisipan penuh dalam agresi terhadap Iran, dan menyerukan agar Washington dimintai pertanggungjawaban atas apa yang disebutnya sebagai kejahatan terhadap rakyat Iran.
Serangan Tewaskan Komandan dan Ilmuwan, Konflik Berakhir dengan Gencatan Senjata
Serangan udara Israel pada 13 Juni 2025 menargetkan sejumlah lokasi penting di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan militer, serta menyebabkan kematian beberapa komandan senior, ilmuwan, dan warga sipil menurut klaim otoritas Iran.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan roket dan drone ke wilayah Israel.
Militer Amerika Serikat kemudian melancarkan serangan udara ke tiga situs nuklir utama Iran—Natanz, Fordow, dan Isfahan—pada 22 Juni.
Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku pada 24 Juni setelah konflik berlangsung selama 12 hari.
- Penulis :
- Aditya Yohan







