
Pantau - Serangan udara Israel pada 23 November 2025 menghantam pinggiran selatan Beirut, Lebanon, dan menewaskan Haytham Ali Al-Tabtabi, seorang komandan senior Hizbullah.
Kabar ini dikonfirmasi oleh militer Israel dan kelompok Hizbullah, yang menyatakan bahwa Al-Tabtabi gugur dalam serangan yang terjadi di distrik Haret Hreik, wilayah basis kuat Hizbullah di Beirut.
Serangan tersebut memperparah ketegangan atas gencatan senjata yang telah berlangsung selama satu tahun terakhir antara kedua pihak.
Sosok Kunci dalam Struktur Militer Hizbullah
Hizbullah menggambarkan Al-Tabtabi sebagai salah satu komandan paling terkemuka dalam sejarah kelompok tersebut.
Ia disebut telah berkontribusi besar dalam operasi militer Hizbullah melawan Israel sejak organisasi itu berdiri.
Dalam pernyataan resminya, Hizbullah menyebut kematian Al-Tabtabi sebagai bentuk “pengorbanan untuk Lebanon dan rakyatnya”, dan menegaskan bahwa peristiwa ini hanya akan memperkuat semangat para pejuangnya.
Al-Tabtabi dikenal sebagai kepala staf de facto Hizbullah, veteran sejak tahun 1980-an, serta mantan pemimpin Pasukan Radwan elite.
Ia juga memiliki pengalaman luas dalam operasi militer Hizbullah di Suriah.
Serangan Udara Telan Korban Sipil, Warga Gelar Pemakaman Massal
Militer Israel menyatakan bahwa serangan dilakukan oleh angkatan udara berdasarkan informasi intelijen dari Direktorat Intelijen Militer.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa serangan menghantam sebuah apartemen di Haret Hreik, menewaskan lima orang dan melukai 28 lainnya.
Serangan ini menambah daftar panjang korban akibat eskalasi militer di Lebanon.
Sejak akhir November 2024, lebih dari 330 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 940 orang mengalami luka-luka akibat serangan Israel dan berbagai pelanggaran lainnya.
Pada 24 November 2025, ribuan warga Lebanon menghadiri pemakaman para korban, termasuk Haytham Al-Tabtabi, di wilayah selatan Beirut.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Tria Dianti







