
Pantau - Wakil menteri keuangan Korea Selatan, China, Jepang, dan negara-negara ASEAN sepakat memperkuat kerja sama regional guna menghadapi ketidakpastian ekonomi dan membuka peluang pertumbuhan baru.
Kesepakatan ASEAN+3 dan Penilaian Ekonomi Regional
Kesepakatan tersebut dicapai dalam Pertemuan Deputi Keuangan dan Bank Sentral ASEAN+3 yang berlangsung di Hong Kong pada Rabu dan Kamis.
Korea Selatan diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan Choi Ji-young sebagai ketua delegasi.
IMF dan ADB menilai ekonomi regional berkinerja lebih baik dari perkiraan, namun pertumbuhan jangka panjang diproyeksikan melambat.
Risiko penurunan yang disorot meliputi proteksionisme global, kerentanan fiskal, volatilitas pasar keuangan, dan potensi penyesuaian investasi terkait kecerdasan buatan.
Negara-negara anggota sepakat perlunya memperkuat kerja sama perdagangan, investasi, dan keuangan untuk mengatasi ketidakpastian serta mendorong peluang pertumbuhan baru.
Fokus Stabilitas Pasar dan Reformasi Kerangka Keuangan Regional
Para pejabat menekankan pentingnya langkah jangka pendek untuk menstabilkan pasar valuta asing dan keuangan, serta perlunya reformasi struktural guna meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Peserta juga membahas pengembangan lebih lanjut Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), perjanjian pertukaran mata uang senilai US$240 miliar yang menjadi jaring pengaman keuangan regional.
Pertemuan tersebut berfokus pada upaya restrukturisasi CMIM menjadi kerangka modal disetor.
Daftar negara ASEAN meliputi Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste.
Timor Leste resmi menjadi anggota ASEAN pada KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







