
Pantau - Pemerintah China menyatakan terus memantau perkembangan banjir bandang di tiga provinsi di Pulau Sumatera, Indonesia, dan menyampaikan keyakinannya bahwa pemerintah Indonesia mampu mengatasi dampak bencana tersebut secara mandiri.
China Sampaikan Simpati dan Siap Berikan Bantuan Kemanusiaan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyampaikan dukungan dan simpati dari negaranya terhadap masyarakat terdampak bencana.
"China terus memantau perkembangan banjir bandang yang mematikan di Sumatera, Indonesia. Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinan pemerintah Indonesia, masyarakat di daerah terdampak bencana akan pulih dari bencana dan membangun kembali rumah mereka sesegera mungkin," ujarnya.
Guo juga menambahkan bahwa pemerintah China telah dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan sesuai kebutuhan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia.
Simpatik juga disampaikan oleh pimpinan tinggi China, termasuk Ketua Komite Pusat Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Wang Huning, kepada Presiden Prabowo Subianto dan Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
Dampak Bencana Besar, Indonesia Tegaskan Penanganan Secara Mandiri
Berdasarkan data BNPB per 9 Desember 2025, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat mencapai 964 jiwa.
Sebanyak 264 jiwa masih dinyatakan hilang, dengan rincian 31 orang di Aceh, 138 di Sumatra Utara, dan 95 di Sumatra Barat.
Jumlah korban luka dilaporkan sekitar 5.000 orang.
Sementara itu, jumlah pengungsi tercatat mengalami penurunan dari 1.057.482 jiwa menjadi 894.101 jiwa.
Fasilitas umum yang rusak akibat bencana mencapai lebih dari 3.000 unit, termasuk 1.200 fasilitas umum, 215 fasilitas kesehatan, 584 fasilitas pendidikan, 423 rumah ibadah, 287 gedung/kantor, dan 498 jembatan.
Sebanyak 156.500 rumah terdampak, dengan rincian 143.427 rusak berat, 2.298 rusak sedang, dan 10.808 rusak ringan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memperkirakan kebutuhan dana untuk pemulihan dan perbaikan infrastruktur mencapai Rp51,82 triliun, terdiri dari Rp25,41 triliun untuk Aceh, Rp12,88 triliun untuk Sumatra Utara, dan Rp13,52 triliun untuk Sumatra Barat.
Relawan China Bantu Pencarian, Tapi Bukan Bantuan Asing Resmi
Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan bahwa Indonesia masih mampu menangani bencana ini secara mandiri dan belum membutuhkan bantuan negara asing.
Namun demikian, Gubernur Aceh Muzakir Manaf mendatangkan lima relawan asal China untuk membantu proses pencarian korban, terutama di wilayah dengan medan berat seperti Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang.
Kehadiran relawan asal China dinilai bermanfaat karena membawa teknologi pencarian jenazah yang mampu mendeteksi tubuh tertimbun lumpur secara efisien.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa relawan tersebut datang atas nama pribadi, tidak mewakili negara ataupun lembaga asing.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh penanganan bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tetap dilakukan secara mandiri oleh pemerintah Republik Indonesia.
- Penulis :
- Aditya Yohan







