
Pantau - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, berharap pertemuan khusus menteri luar negeri ASEAN di Malaysia dapat mengakhiri konflik perbatasan Thailand dan Kamboja yang telah menimbulkan ketegangan.
Pertemuan ASEAN Sebagai Platform Negosiasi Damai
Anwar, yang menjabat sebagai ketua bergilir ASEAN 2025, berharap pertemuan tersebut dapat menjadi platform konstruktif bagi kedua negara untuk terlibat dalam negosiasi terbuka dan mencapai solusi yang damai serta adil bagi semua pihak.
Konflik Mematikan antara Thailand dan Kamboja
Konflik antara Thailand dan Kamboja kembali memanas sejak serangan dan bentrokan di perbatasan pada Mei dan Juli 2025. Akibat ketegangan yang meningkat, sedikitnya 40 korban jiwa telah jatuh, dan situasi terus memburuk, menyebabkan pengungsian massal di sepanjang perbatasan.
Peran PM Anwar dalam Mediasi
PM Anwar mengungkapkan bahwa ia telah berbicara langsung dengan pemimpin Thailand, Anutin Charnvirakul, dan Kamboja, Hun Manet, untuk mendorong penyelesaian diplomatik dan menghentikan kekerasan yang semakin meluas.
Kesepakatan Gencatan Senjata Tertunda
Meskipun pada Juli 2025, kedua negara sepakat untuk gencatan senjata, ketegangan tetap berlangsung, mengakibatkan situasi yang belum stabil dan masih memicu kekerasan sporadis di wilayah perbatasan.
Menteri Luar Negeri ASEAN Kumpul di Malaysia
Pada 22 Desember 2025, para Menteri Luar Negeri ASEAN berkumpul di Malaysia untuk mencari solusi damai terhadap konflik ini, setelah Malaysia mendesak agar kekerasan dihentikan dan solusi diplomatik dicapai segera.
Pentingnya Penyelesaian Konflik Secara Damai
PM Anwar menegaskan bahwa penyelesaian konflik ini sangat penting bagi stabilitas regional dan kelanjutan perdamaian di kawasan ASEAN, yang menjadi salah satu prioritas utama dalam kepemimpinan Malaysia tahun ini.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







