Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

UNRWA Tegaskan Krisis Kemanusiaan di Gaza Masih Parah Meski Gencatan Senjata Berlaku

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

UNRWA Tegaskan Krisis Kemanusiaan di Gaza Masih Parah Meski Gencatan Senjata Berlaku
Foto: (Sumber: Ilustrasi Jalur Gaza luluh lantak akibat serbuan berlanjut Israel. ANTARA/Anadolu/py.)

Pantau - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Jalur Gaza tetap dalam kondisi yang sangat memprihatinkan meskipun gencatan senjata telah berlangsung lebih dari dua bulan sejak 10 Oktober 2025.

Dalam pernyataan resminya, UNRWA menyebut bahwa kebutuhan kemanusiaan di Gaza masih sangat besar, dengan warga Palestina menghadapi kondisi kekurangan yang berat dan kehancuran luas.

"Di Gaza, kondisi tetap parah dan kebutuhan kemanusiaan sangat besar. Keluarga-keluarga (Palestina) terus menghadapi kekurangan berat dan kehancuran yang meluas," ungkap UNRWA.

Krisis Pangan dan Pelanggaran Gencatan Senjata

Menurut laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC), sebanyak 1,6 juta warga Gaza kini menghadapi kerawanan pangan akut.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menegaskan bahwa kelaparan yang terjadi di Gaza adalah akibat dari ulah manusia.

"Gaza masih berada dalam krisis kelaparan yang diciptakan manusia," ia mengungkapkan.

Selama dua tahun konflik yang dimulai sejak Oktober 2023, lebih dari 71.000 warga Palestina telah tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 171.000 lainnya mengalami luka-luka.

Meski gencatan senjata telah disepakati, Kantor Media Pemerintah Gaza mencatat telah terjadi 875 pelanggaran oleh militer Israel, yang mengakibatkan 411 warga Palestina tewas dan 1.112 orang terluka.

Distribusi Bantuan Masih Jauh dari Target

UNRWA menyoroti rendahnya tingkat distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza.

Saat ini, rata-rata hanya 244 truk bantuan yang dapat masuk per hari dari total target 600 truk, sedangkan truk bahan bakar hanya mencapai maksimal lima per hari dari yang seharusnya 50 truk sesuai perjanjian.

Tingkat kepatuhan distribusi bantuan pun dilaporkan tidak melebihi 41 persen.

UNRWA juga mengungkapkan bahwa banyak dari petugas mereka yang membantu warga Gaza kini juga hidup dalam pengungsian, namun tetap menjalankan misi kemanusiaan mereka di lapangan.

Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun tidak ada serangan aktif berskala besar, dampak dari penghancuran infrastruktur dan kelaparan masih terus berlangsung dan belum menunjukkan perbaikan signifikan.

Penulis :
Gerry Eka