
Pantau - Pemerintah China membantah laporan Amerika Serikat yang menuding Beijing meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir dan tidak berminat bernegosiasi terkait pengendalian senjata nuklir.
Bantahan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing.
Lin Jian menegaskan kebijakan nuklir China bersifat defensif dan tidak ditujukan untuk perlombaan senjata dengan negara lain.
"China tetap teguh pada kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir lebih dahulu dan strategi nuklir yang berfokus pada pertahanan diri. Kami mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat minimum yang dibutuhkan oleh keamanan nasional dan tidak terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun," ungkap Lin Jian.
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai tanggapan atas draf laporan Pentagon yang menyebut China telah memuat lebih dari 100 rudal balistik antarbenua DF-31 berbahan bakar padat ke tiga silo baru di dekat perbatasan Mongolia.
Laporan tersebut tidak mengidentifikasi target potensial dari rudal-rudal yang disebutkan.
Menanggapi hal itu, Lin Jian menyatakan, "Kami telah mendengar cerita yang sama yang diceritakan dan diulang-ulang oleh AS untuk menciptakan dalih untuk mempercepat peningkatan kekuatan nuklir AS dan mengganggu stabilitas strategis global."
China menilai Amerika Serikat sebagai negara dengan persenjataan nuklir terbesar di dunia yang seharusnya memikul tanggung jawab utama dalam proses perlucutan senjata nuklir.
Lin Jian menyatakan Amerika Serikat perlu melakukan pengurangan drastis dan substansial terhadap persenjataan nuklirnya.
"Ini seharusnya menjadi prioritas utama bagi AS," tegasnya.
Pada November 2025, China merilis buku putih berjudul Pengendalian Senjata, Perlucutan Senjata, dan Non-Proliferasi China pada Era Baru yang memuat tinjauan lengkap kebijakan nuklir negara tersebut.
Laporan Pentagon menyebut persediaan hulu ledak nuklir China berada di bawah 600 unit pada 2024, namun diperkirakan dapat melampaui 1.000 unit pada 2030.
Laporan yang sama juga menilai China kurang berminat dalam pembicaraan pengendalian senjata serta memperingatkan potensi konflik terkait Taiwan pada akhir 2027.
China membantah kesimpulan tersebut dengan menegaskan keterlibatannya dalam forum internasional.
"China secara aktif berpartisipasi dalam proses peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan pertemuan mekanisme P5 serta mempertahankan dialog dengan berbagai pihak mengenai perlucutan senjata nuklir," ungkap Lin Jian.
- Penulis :
- Aditya Yohan








