Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Gelar Latihan Militer "Misi Keadilan 2025" di Sekitar Taiwan, Peringatkan Separatis dan AS

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

China Gelar Latihan Militer "Misi Keadilan 2025" di Sekitar Taiwan, Peringatkan Separatis dan AS
Foto: (Sumber: Tangkap layar video latihan militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dari laman Kementerian Pertahanan China. (ANTARA/HO-Kementerian Pertahanan China)

Pantau - Pemerintah China menegaskan bahwa latihan militer gabungan yang digelar Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di sekitar Taiwan pada Senin, 29 Desember 2025, merupakan peringatan keras terhadap kekuatan separatis "kemerdekaan Taiwan" dan intervensi eksternal yang mendukungnya.

Latihan tersebut dikomandoi oleh Komando Teater Timur PLA dengan sandi operasi Misi Keadilan 2025, dan mencakup patroli kesiapan tempur laut-udara, blokade pelabuhan, penguasaan titik strategis, hingga pencegahan multidimensi di luar rantai pulau Taiwan.

"Latihan ini merupakan peringatan keras terhadap kekuatan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan campur tangan kekuatan eksternal," demikian pernyataan resmi PLA.

Respons terhadap Penjualan Senjata AS ke Taiwan

Meskipun tidak menyebut langsung negara tertentu, latihan ini digelar hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai lebih dari 11 miliar dolar AS ke Taiwan pada 17 Desember 2025.

Paket tersebut mencakup delapan sistem persenjataan utama, antara lain 82 unit HIMARS (High Mobility Artillery Rocket Systems), lebih dari 1.000 rudal antitank Javelin, serta 60 sistem howitzer swagerak dengan nilai lebih dari 4 miliar dolar AS.

PLA menilai penjualan senjata itu sebagai bentuk dukungan moral terhadap separatis, yang justru memperburuk ketegangan dan merusak stabilitas di kawasan Selat Taiwan.

"Latihan gabungan ini merupakan langkah yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan keutuhan wilayah negara. Belakangan ini, kekuatan eksternal berkali-kali telah melampaui batas dalam isu Taiwan," ungkap perwakilan militer PLA.

Peringatan kepada DPP dan Respons China terhadap Eskalasi

PLA menegaskan bahwa Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan menjadikan dukungan luar negeri sebagai alat politik separatis yang berbahaya dan provokatif.

"Lai Ching-te secara tanpa batas menyandarkan diri pada kekuatan eksternal, dengan arogan melakukan provokasi separatis 'kemerdekaan'," tegas PLA.

Mereka juga menyatakan bahwa "Taiwan merdeka" dan perdamaian Selat Taiwan adalah dua hal yang tidak mungkin berdampingan, ibarat api dan air.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mendukung penuh latihan militer tersebut dan menyebutnya sebagai bentuk hukuman serta penangkalan terhadap upaya separatis bersenjata.

"Otoritas DPP sedang menjadikan Taiwan seperti 'tong mesiu'. Pembelian senjata besar-besaran ini memperlihatkan watak asli mereka sebagai provokator dan pengobar perang," ungkap Lin Jian.

Ia menambahkan bahwa mempersenjatai Taiwan hanya akan mempercepat konflik dan membawa risiko besar terhadap perdamaian regional.

"Tidak ada yang dapat menghalangi China dalam membela kedaulatan nasional, keamanan, dan keutuhan wilayah. Siapa pun yang melampaui batas atau melakukan provokasi akan menghadapi respons tegas dari China," tegasnya.

Sebagai bagian dari respons tersebut, China juga menjatuhkan sanksi terhadap 20 perusahaan militer Amerika Serikat dan 10 pejabat korporasi yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan.

Penulis :
Gerry Eka