Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Tahun Pertama Presiden Prabowo, Hubungan Indonesia–China Menguat Lewat Diplomasi Intensif dan Kerja Sama Strategis

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Tahun Pertama Presiden Prabowo, Hubungan Indonesia–China Menguat Lewat Diplomasi Intensif dan Kerja Sama Strategis
Foto: (Sumber: Presiden Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri China Li Qiang, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menghadiri parade militer di Lapangan Tiananmen, Beijing pada Rabu (3/9/2025). (ANTARA/Desca Lidya Natalia).)

Pantau - Pada tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, hubungan Indonesia dan China mengalami penguatan signifikan lewat diplomasi aktif, kesepakatan ekonomi strategis, serta intensitas kunjungan pejabat tinggi kedua negara. Tahun 2025 ditandai dengan bergabungnya Indonesia ke dalam BRICS, peningkatan investasi dan perdagangan, serta kerja sama politik dan pertahanan yang semakin erat.

Indonesia Gabung BRICS, China Sambut Hangat

Indonesia resmi bergabung dengan kelompok ekonomi BRICS pada 6 Januari 2025, bersama sejumlah negara besar lain seperti Arab Saudi, Mesir, dan Iran.

Kelompok ini kini mewakili 50% populasi dunia dan sekitar 35% ekonomi global berdasarkan PDB gabungan.

China menyambut baik keanggotaan Indonesia dan menyatakan harapannya agar Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata di forum tersebut.

Menteri Luar Negeri Sugiono menyebut keanggotaan BRICS sebagai wujud dari politik luar negeri bebas aktif Indonesia.

Tahun 2025 juga menjadi tonggak peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–China, yang dimanfaatkan kedua negara untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang.

Diplomasi Intensif dan Kunjungan Balasan Sepanjang 2025

Berbagai pejabat tinggi Indonesia melakukan kunjungan resmi ke China sepanjang 2025.

Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno berkunjung ke Beijing dan Shenzhen pada April 2025 untuk membahas kerja sama ekonomi.

Tanggal 21 April 2025, Indonesia dan China menggelar pertemuan tingkat menteri format "2+2" pertama China dengan negara mana pun, yang melibatkan Menlu dan Menhan dari kedua negara.

Pertemuan ini menghasilkan nota kesepahaman Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) yang mencakup kerja sama ekonomi, keamanan, maritim, hingga siber dan ekstremisme.

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua DEN juga berkunjung ke Beijing dan menegaskan bahwa investasi China di Indonesia berjalan lancar, dengan catatan perlunya konsistensi dari pihak Indonesia.

Pada Mei, Komisi IV DPR RI dipimpin Siti Hediati Hariyadi berkunjung ke Beijing untuk berdiskusi soal RUU Pangan.

Perdana Menteri China Li Qiang juga berkunjung ke Jakarta dan bertemu langsung dengan Presiden Prabowo, menghasilkan empat nota kesepahaman (MoU) di sektor keuangan, ekonomi, industri, dan pengembangan kawasan industri bersama.

Kunjungan lain yang memperkuat dimensi sosial dan budaya antara lain dilakukan oleh Ahmad Muzani, Megawati Soekarnoputri, dan Fadli Zon yang hadir dalam forum ideologi dan dialog peradaban global di Beijing.

Dari sektor transportasi, Dirut PT KCIC dan Dirut PT KAI bertemu mitra China untuk membahas pengembangan kereta cepat dan teknologi lokomotif listrik berbasis baterai.

Kadin Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) juga menggagas tur darat sejauh 5.000 km dari Chongqing ke Jakarta sebagai bentuk simbolis penguatan konektivitas.

Presiden Prabowo Bertemu Xi Jinping, Perkuat Arah Strategis

Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Beijing pada 3 September 2025 dalam rangka menghadiri parade militer peringatan 80 tahun kemenangan China pada Perang Dunia II.

Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping, keduanya membahas penguatan kemitraan strategis, termasuk proyek giant sea wall di pantai utara Jawa.

Xi Jinping mendorong perluasan kerja sama di sektor pertahanan, keamanan, Belt and Road Initiative, mineral strategis, ekonomi digital, AI, pertanian, dan perikanan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo turut melanjutkan kerja sama keuangan dengan otoritas moneter China melalui peluncuran kerangka transaksi mata uang lokal dan integrasi sistem QR Code.

Peningkatan Investasi dan Perdagangan

Sepanjang Januari–September 2025, investasi China ke Indonesia mencapai USD 5,4 miliar atau naik 13,5% dibanding tahun sebelumnya.

Total perdagangan bilateral selama periode tersebut mencapai USD 137 miliar, meningkat 14,2%.

Selama periode 2020–2025, investasi China mencapai USD 37,21 miliar, dengan fokus utama pada logam dasar, transportasi, industri kimia, kawasan industri, dan energi.

Kunjungan Turis dan Isu Perlindungan WNI

Jumlah turis China ke Indonesia hingga Juli 2025 tercatat 764.335 orang, masih di bawah wisatawan dari Malaysia, Australia, dan Singapura.

Sebaliknya, lebih banyak warga negara Indonesia yang bepergian ke China, terutama sejak diberlakukannya bebas visa transit 10 hari oleh pemerintah China pada 12 Juni 2025.

Namun demikian, tantangan masih ada.

Pembukaan Konsulat Jenderal Indonesia di Chengdu yang telah disepakati sejak April 2025 belum terealisasi.

Kasus perlindungan WNI juga menjadi perhatian, seperti dialami Reni Rahmawati, korban pernikahan paksa di Fujian, yang berhasil diselamatkan melalui bantuan KJRI Guangzhou.

Penguatan Diplomasi dan Perlindungan Komunitas

Menutup tahun 2025, Irene resmi dilantik sebagai Wakil Duta Besar RI untuk China pada 8 Oktober.

Ia mulai menjalankan peran aktif dalam memperkuat kepercayaan politik dan mendorong kerja sama yang konkret antara kedua negara, serta memperkuat perlindungan komunitas Indonesia di China.

Penulis :
Gerry Eka