
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong percepatan digitalisasi sistem pembayaran di pasar rakyat saat melakukan kunjungan ke Pasar Senen dan Pasar Johar Baru, Jakarta, pada Rabu, 31 Desember 2025. Langkah ini dinilai penting dalam proses modernisasi perdagangan dan menjaga stabilitas harga bahan pokok jelang akhir tahun.
Digitalisasi Didorong, Pembayaran Tunai Tetap Diakomodasi
Dalam kunjungannya, Dyah Roro memantau langsung harga komoditas sekaligus sistem pembayaran yang digunakan pedagang.
Sejumlah pedagang telah mulai menerima metode nontunai seperti transfer bank dan QRIS.
Namun, ia menekankan bahwa digitalisasi harus dilakukan secara bertahap dan tetap menjaga inklusivitas.
"Hari ini pun saya berbelanja dengan uang tunai juga. Jadi saya menggunakan dua metode, uang tunai hingga juga yang secara digital," ujarnya.
Ia menyebut bahwa opsi pembayaran tunai tetap perlu tersedia agar seluruh kalangan masyarakat tetap bisa bertransaksi dengan nyaman.
"Digitalisasi ini one step at a time ya. Jadi kembali lagi, sosialisasinya harus kita tekankan, harus kita ingatkan kepada konsumen juga," tambahnya.
Harga Komoditas Stabil, Kecuali Cabai
Dalam kesempatan yang sama, Wamendag juga mengecek harga bahan pokok di dua pasar tersebut.
Di Pasar Senen, minyak goreng curah dijual sekitar Rp15.500 per liter, sementara di Pasar Johar Baru harganya sekitar Rp15.700 per liter, sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Tren harga sejumlah komoditas dinilai cenderung stabil dan menurun menjelang akhir tahun, kecuali harga cabai yang masih tinggi karena faktor cuaca.
Data PIHPS Nasional mencatat harga cabai rawit merah berada di kisaran Rp70.000 per kilogram, sedangkan telur ayam ras sekitar Rp34.000 per kilogram.
Roro menyebut bahwa Kementerian Perdagangan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pengelola pasar untuk menjaga kelancaran distribusi serta menjamin pasokan bahan pokok tetap aman.
Digitalisasi Pasar Terus Berkembang
Kemendag mencatat bahwa sepanjang tahun 2025, digitalisasi di pasar rakyat terus mengalami perkembangan, baik dari sisi jumlah pasar yang terdigitalisasi maupun jumlah pedagang yang menggunakan sistem pembayaran digital.
"Sudah banyak pedagang yang bisa menggunakan QRIS, tapi tentu kita harus pastikan semua lapisan masyarakat bisa mengikuti," ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa sosialisasi perlu terus ditingkatkan agar pedagang dan konsumen dapat beradaptasi dengan perubahan ini tanpa kendala berarti.
Upaya digitalisasi ini tidak hanya bagian dari transformasi perdagangan, tetapi juga diarahkan untuk menjaga efisiensi, transparansi, serta stabilitas harga di tingkat konsumen.
- Penulis :
- Gerry Eka







