billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Merinding... 2.000 Ekor Sapi Mati di Daerah Terpencil Australia Barat

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Merinding... 2.000 Ekor Sapi Mati di Daerah Terpencil Australia Barat

Pantau.com - Petugas pemerintahan Australia Barat telah menyingkirkan lebih dari 300 ekor sapi di wilayah Yandeyarra Reserve, 100 kilometer di selatan Port Hedland, dan telah memeringatkan jumlahnya mungkin melebihi 1.000 ekor setelah kondisi mereka memburuk setelah kekurangan makanan dan air.

Presiden Asosiasi Peternak Australia Barat,Tony Seabrook, mengatakan ia telah diberitahu tentang situasi yang memburuk di properti Pilbara pada Jumat (1/2/2019) dan situasinya benar-benar tak bisa diterima.

"Tampaknya itu akan menjadi jauh lebih buruk daripada saat ini," kata Seabrook seperti dikutip ABC.

Baca juga: Asim si Harimau Sumatra yang Akhirnya Pindah ke London

"Informasi yang saya miliki jauh lebih banyak dan mungkin berlipat ganda dalam waktu dekat," tambahnya.

Sekitar 5.000 ekor sapi dilindungi di Yandeyarra Reserve oleh Komunitas Aborijin Yandeyarra, yang dikelola oleh Asosiasi Komunitas Mugarinya.

Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah 1.000 ternak kemungkinan mati di Peternakan Noonkanbah di wilayah Kimberley, Australia Barat, yang saat ini dikelola oleh Yungngora Association Incorporated.

Sesepuh Aborijin, Pat Mason, menyoroti kekhawatiran atas kesejahteraan hewan di properti yang sama bertahun-tahun lalu. ABC mengetahui tentang peristiwa kematian ternak skala besar sebelumnya di properti Pilbara yang sama pada tahun 2012.

Dalam insiden itu, setidaknya 100 ekor sapi diyakini mati di properti yang terletak di wilayah Horse Water Well. Laporan saksi mata mengenai masalah kesejahteraan hewan, dan foto-fotonya yang mengejutkan, diberikan kepada Anggota Parlemen dari Partai Hijau Australia Barat, Robin Chapple, pada akhir 2014.

Baca juga: Kuba Bagian Barat Dihantam Ledakan Meteor, Begini Penampakannya

Sesepuh komunitas Kariyarra, Patricia Mason, mengatakan ia mengemukakan kekhawatirannya pada tahun 2012, dan saat ini ia merasa hancur oleh insiden terbaru.

"Saya merasa sangat sedih melihat hal-hal yang telah terjadi sejak kami berada di sana dan tak ada yang bertanggung jawab," kata Mason.

Dalam insiden lain, 24 sapi ditembak dan ditinggalkan setelah mereka tak muat di dalam truk yang digunakan untuk mengangkut mereka ke tempat lain, tulisnya dalam laporan saksi mata 2014.

"Saya ingin melihat tuntutan diajukan dan saya ingin Pemerintah, dan masyarakat, bertanggung jawab," kata Mason.

Baca juga: Akhirnya, 'Kota yang Hilang' Selama 200 Tahun Ditemukan di Afrika Selatan

Anggota Parlemen Robin Chapple mengatakan insiden terakhir bisa saja dihindari jika otoritas bertindak empat tahun lalu ketika ia mengajukan masalah ini di Parlemen.

Pada saat itu, ia adalah orang yang mengajukan foto mengejutkan dari ternak mati yang muncul kembali minggu ini, tetapi mengatakan belum ada yang dilakukan.

"Kami mengajukan pertanyaan di Parlemen dan pada dasarnya kami mendapat sedikit perhatian klasik birokrasi 'bukan tanggung jawab kami, tidak tahu apa-apa tentang hal itu' walaupun kami memberi mereka foto-foto itu. Mereka tidak melakukan penyelidikan," katanya.

Penulis :
Nani Suherni