
Pantau.com - India berisiko menciptakan pecahan puing berbahaya setelah meledakkan rudal ke ruang angkasa. Hal itu disampaikan oleh Pentagon AS, kendati telah melakukan tes yang sangat mirip di masa lalu dan menghasilkan ribuan keping sampah antariksa yang mengorbit Bumi.
Diinformasikan, India berhasil melakukan uji coba rudal anti-satelit minggu ini. Kepala Pentagon Patrick Shanahan langsung menegur India karena membuang pecahan puing di orbit angkasa.
"Pesan saya adalah, kita semua hidup di ruang angkasa, jangan membuatnya berantakan," katanya kepada wartawan, menambahkan bahwa AS masih mempelajari efek dari rudal India terhadap lingkungan, yang dilansir dari RT, Jumat (29/3/2019).
Baca juga: India Tembak Jatuh Satelit Luar Angkasa dengan Senjata Mutakhir
Saat ini Pentagon tengah melacak sekitar 270 objek yang tersisa dari satelit yang hancur. "Itu sebabnya kami melakukannya di ketinggian yang lebih rendah, itu akan segera hilang," kata pejabat itu kepada Reuters.
Pentagon harus terbiasa dengan pendekatan ini, mengingat menghabiskan puluhan tahun untuk mengembangkan dan menguji berbagai teknologi anti-satelit. Uji coba rudal anti-satelit pertamanya dilakukan pada 1959, hanya beberapa tahun setelah satelit pertama diluncurkan oleh Uni Soviet.
Baca juga: AS Tunda Eksekusi Mati Geng Texas 7 Pembunuh Polisi
Pada tahun 2008, AS menggunakan rudal yang diluncurkan oleh kapal untuk menghancurkan salah satu satelit ketinggian rendahnya, USA-193. Tes, dengan nama sandi Operasi Burnt Frost, mirip dengan yang dilakukan India.
Dan militer AS menolak banyak keprihatinan atas puing-puing dengan cara yang sangat mirip dengan berjanji bahwa dalam waktu 40 hari, semuanya akan terbakar pada saat masuk kembali.
Sementara itu, Amerika Serikat tetap menjadi salah satu 'produsen' puing ruang di dunia. Ini bertanggung jawab atas 694 bagian roket dan 3.990 objek yang lebih kecil, diklasifikasikan sebagai puing-puing, mengorbit Bumi, sebuah laporan Business Insider 2018 menunjukkan
- Penulis :
- Widji Ananta








