Pantau - Zayn Malik, mantan anggota One Direction, mengungkap pengalaman menghadapi rasisme dalam lagu rap terbarunya yang berjudul Fuchsia Sea, menurut laporan People pada Minggu, 6 Juli 2025.
Lagu tersebut diduga menggambarkan pengalaman Zayn sebagai satu-satunya anggota berdarah Asia saat masih tergabung dalam grup musik One Direction dari tahun 2010 hingga 2015.
Potongan lirik yang diunggah Zayn di media sosial berbunyi:
"And while they concentrate on their elevation, I've got a round trip to the constellation / I'm a convert to the concert, and I did that for inflation, 'cause I worked hard in a white band, and they still laughed at the Asian."
Terjemahan dari lirik tersebut mengisyaratkan perasaan keterasingan yang dirasakannya:
"Dan ketika mereka fokus pada kenaikan mereka, aku punya perjalanan pulang-pergi ke konstelasi / Aku berpindah ke konser, dan aku lakukan itu demi pemasukan, karena aku bekerja keras di band kulit putih, dan mereka tetap menertawakan orang Asia."
Latar Belakang dan Respons Publik
Zayn, yang lahir dari ayah asal Pakistan dan ibu asal Inggris, dibesarkan sebagai seorang Muslim dan sering menjadi sasaran ujaran kebencian, menurut laporan Billboard.
Ketika keluar dari One Direction pada tahun 2015, Zayn menyatakan bahwa ia ingin menjadi pria biasa berusia 22 tahun yang dapat menikmati hidup tanpa sorotan publik.
Sejak itu, ia membangun karier solonya dan terakhir merilis album Room Under the Stairs pada tahun 2024, yang berhasil mencapai posisi ke-15 di tangga lagu Billboard 200.
Meskipun lagu Fuchsia Sea juga masuk dalam album tersebut, versi yang diunggah Zayn pada 5 Juli 2025 memuat lirik yang berbeda dan belum memiliki tanggal rilis resmi.
Dalam video promosi yang dibagikan melalui media sosial, Zayn hanya menuliskan keterangan "segera hadir".
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
