
Pantau - Pengamat hukum Rio Christiawan menyebut, Polda Jawa Barat bisa mengambil alih menginvestigasi kasus kecelakaan maut yang menewaskan mahasiswi Universitas Suryakencana (Unsur) Cianjur beranama Selvi Amalia Nuraeni.
"Untuk mengedepankan objektivitas memang perlu setidaknya Polda Jabar yang mengambil alih dan menginvestigasi kasus ini," terang Rio kepada Pantau.com, Kamis (26/1/2023).
Menurutnya, kasus kecelakaan maut ini jika ingin dituntaskan butuh pembuktian melalui reka ulang dan pemeriksaan TKP hingga saksi. "Jadi tidak mungkin dibuktikan dengan kasat mata saja," katanya.
Ia menyebut, selama ini memang ada kecenderungan bahwa aparat 'lebih takut' pada yang dikawalnya, sehingga ada perasaan khawatir terpisah dari rombongan ketimbang memerhatikan keselamatan masyarakat pada umumnya.
"Sebaliknya juga begitu, terkadang masyarakat untuk menghindari macet juga memanfaatkan rombongan pengawalan dengan menyelip," lanjutnya.
Perihal keterangan polisi dan keluarga korban ada perbedaan, tentu saja karena masing-masing pihak mengungkapkan versi kebenarannya.
"Sehingga harus diperiksa secara objektif oleh Polri untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat," tandasnya.
Polres Cianjur menduga kuat penabrak mahasiswi Selvi Amalia Nuraeni bukan dari rombongan polisi yang melintas. Polres bahkan bisa memastikan jenis mobil penabrak merek Audi tipe A8.
Namun belum 24 jam, pernyataan Polres Cianjur dibantah pihak keluarga korban. Keluarga menegaskan tidak ada Audi A8 yang melintas saat peristiwa nahas terjadi.
“Tidak ada itu mobil Audi di lokasi kejadian. Kita sudah mengumpulkan bukti yang menabrak adalah mobil anggota iring-iringan pejabat kepolisian,” kata kuasa hukum keluarga korban, Yudi Junaidi kepada wartawan di Universitas Suryakencana (Unsur), Rabu (25/1/2023).
Yudi bahkan mengaku mengantongi rekaman CCTV. Sama dengan Polres Cianjur, yang juga mengantongi CCTV.
Namun CCTV yang dilihat Yudi, tidak terlihat Audi A8 yang dimaksud. Yudi meyakini bahwa penabrak Selvi merupakan Innova hitam.
“Mobil tersebut ikut rombongan, bahkan terparkir di TKP kasus Wowon ‘Serial Killer’ di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Bahkan ada goresan bekas gesekan di bemper bagian depan sebelah kanan,” ujarnya.
Meski demikian, Yudi menghormati proses yang sedang dilakukan Polres Cianjur. Polres menduga kuat Audi A8, meski belum bisa menemukan mobil dan sopirnya hingga berita ini diturunkan.
Peristiwa ini mengemuka usai beredar di media sosial. Mahasiswi FH Universitas Suryakencana Cianjur ini mengalami kecelakaan pada Jumat (20/1/2023) di Jalan Bandung-Cianjur. Kasus ini menjadi heboh lantaran diduga penabrak adalah salah satu mobil rombongan pejabat teras Polri.
Namun Polres Cianjur memastikan bukan rombongan yang melintas. Akan tetapi, Audi A8 yang memaksa masuk ke dalam rangkaian tersebut.
“Itu mobil liar yang memaksa ikut. Karena terlihat mobil itu sempat tertinggal jauh namun kembali ngebut dan masuk ke bagian paling belakang iring-iringan,” kata Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, Rabu (25/1/2023).
"Untuk mengedepankan objektivitas memang perlu setidaknya Polda Jabar yang mengambil alih dan menginvestigasi kasus ini," terang Rio kepada Pantau.com, Kamis (26/1/2023).
Menurutnya, kasus kecelakaan maut ini jika ingin dituntaskan butuh pembuktian melalui reka ulang dan pemeriksaan TKP hingga saksi. "Jadi tidak mungkin dibuktikan dengan kasat mata saja," katanya.
Ia menyebut, selama ini memang ada kecenderungan bahwa aparat 'lebih takut' pada yang dikawalnya, sehingga ada perasaan khawatir terpisah dari rombongan ketimbang memerhatikan keselamatan masyarakat pada umumnya.
"Sebaliknya juga begitu, terkadang masyarakat untuk menghindari macet juga memanfaatkan rombongan pengawalan dengan menyelip," lanjutnya.
Perihal keterangan polisi dan keluarga korban ada perbedaan, tentu saja karena masing-masing pihak mengungkapkan versi kebenarannya.
"Sehingga harus diperiksa secara objektif oleh Polri untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat," tandasnya.
Berbeda keteragan
Polres Cianjur menduga kuat penabrak mahasiswi Selvi Amalia Nuraeni bukan dari rombongan polisi yang melintas. Polres bahkan bisa memastikan jenis mobil penabrak merek Audi tipe A8.
Namun belum 24 jam, pernyataan Polres Cianjur dibantah pihak keluarga korban. Keluarga menegaskan tidak ada Audi A8 yang melintas saat peristiwa nahas terjadi.
“Tidak ada itu mobil Audi di lokasi kejadian. Kita sudah mengumpulkan bukti yang menabrak adalah mobil anggota iring-iringan pejabat kepolisian,” kata kuasa hukum keluarga korban, Yudi Junaidi kepada wartawan di Universitas Suryakencana (Unsur), Rabu (25/1/2023).
Yudi bahkan mengaku mengantongi rekaman CCTV. Sama dengan Polres Cianjur, yang juga mengantongi CCTV.
Namun CCTV yang dilihat Yudi, tidak terlihat Audi A8 yang dimaksud. Yudi meyakini bahwa penabrak Selvi merupakan Innova hitam.
“Mobil tersebut ikut rombongan, bahkan terparkir di TKP kasus Wowon ‘Serial Killer’ di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Bahkan ada goresan bekas gesekan di bemper bagian depan sebelah kanan,” ujarnya.
Meski demikian, Yudi menghormati proses yang sedang dilakukan Polres Cianjur. Polres menduga kuat Audi A8, meski belum bisa menemukan mobil dan sopirnya hingga berita ini diturunkan.
Peristiwa ini mengemuka usai beredar di media sosial. Mahasiswi FH Universitas Suryakencana Cianjur ini mengalami kecelakaan pada Jumat (20/1/2023) di Jalan Bandung-Cianjur. Kasus ini menjadi heboh lantaran diduga penabrak adalah salah satu mobil rombongan pejabat teras Polri.
Namun Polres Cianjur memastikan bukan rombongan yang melintas. Akan tetapi, Audi A8 yang memaksa masuk ke dalam rangkaian tersebut.
“Itu mobil liar yang memaksa ikut. Karena terlihat mobil itu sempat tertinggal jauh namun kembali ngebut dan masuk ke bagian paling belakang iring-iringan,” kata Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, Rabu (25/1/2023).
#Polda Jabar#Pengamat Hukum#Cianjur#Polres Cianjur#Kecelakaan maut#Mahasiswi tewas#Rio Christiawan#Audi A8
- Penulis :
- khaliedmalvino