
Pantau - Keluarga pensiunan Polri AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono melalui pengacaranya Kitson Sianturi menyebut, kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UI bernama Muhammad Hasya Attalah Syahputra (18) merupakan murni musibah yang tak bisa dihindari.
Keluarga Eko pun tak menginginkan terjadinya kecelakaan maut di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Kitson juga meminta kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
"Nggak ada (ancaman yang dilakukan Eko). Ini kan Musibah yang tidak bisa kita hindari, jadi buat apa kita melakukan ancaman. Justru kita mau dengan cara kekeluargaan agar hal ini bisa terselesaikan," kata Kitson, Jumat (3/2/2023).
Kitson mendesak warga tak beropini bahwa penyidik dalam hal ini berpihak kepada Eko karena Eko adalah seorang pensiunan polisi. "Jadi jangan membuka opini pada publik bahwa kepolisian ini berpihak," ujarnya.
Dengan hadirnya langsung Eko pada gelaran rekonstruksi Kamis (2/2/2023), menurutnya, adalah bukti Eko kooperatif dan menginginkan kasus tersebut diungkap secara transparan.
"Buktinya pengendara roda empat ini hadir, harusnya keluarga (Hasya) juga hadir. Yang dia inginkan kan hal itu transparan terbuka. Makanya instruksi Kapolda dilakukan rekonstruksi ulang," jelasnya.
Terkuak dalam salah satu adegan rekonstruksi kecelakaan maut yang menewaskan mahasiswa UI, Muhammad Hasya Syahputra (18), pensiunan Polri, AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono tak membawa korban usai tertabrak mobil Pajero yang dikendarai pensiunan Polri tersebut.
Rekonstruksi dimulai dengan adegan pertama, di mana mobil Mitsubishi Pajero yang dikemudikan Eko melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam, melintas di Jalan Srengseng Sawah.
“Adegan pertama Mitsubishi Pajero kecepatan 30 kilometer per jam menuju TKP, saat mendekati TKP ada kendaraan sepeda motor mendekati TKP,” ujar petugas membacakan adegan rekonstruksi.
Diketahui saat itu, Hasya mengemudikan motor Kawasaki Pulsar. Motor Hasya disebut oleng ke kanan. “Melihat Kawasaki Pulsar oleng ke kanan, Kawasaki Pulsar (lalu) jatuh,” katanya.
Hasya beriringan dengan 6 temannya. Setelah adegan motor terjatuh, disebutkan pada adegan ke-5, mobil Pajero Eko purnawirawan polisi berhenti dengan posisi serong.
“Adegan kelima, Mitsubishi Pajero berhenti posisi serong dan pengemudinya keluar mengecek korban,” imbuh petugas.
Saat itu posisi Hasya telentang di dekat motornya. Eko keluar dari mobil dan menggotong korban ke pinggir jalan dibantu warga lainnya.
“Pengemudi bersama beberapa masyarakat mengangkat korban ke pinggir jalan. Adegan ke delapan, pengemudi Eko meletakkan korban,” lanjutnya.
Dalam rekonstruksi ini tidak terlihat adanya upaya Eko menolong korban membawa ke rumah sakit. Namun, disebutkan Eko menghubungi ambulans yang kemudian datang setelah 30 menit kemudian.
“Adegan ke-9, pengemudi dan beberapa warga, terutama pengemudi menelpon ambulans. Kemudian 30 menit kemudian ambulans datang,” tuturnya.
Keluarga Eko pun tak menginginkan terjadinya kecelakaan maut di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Kitson juga meminta kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
"Nggak ada (ancaman yang dilakukan Eko). Ini kan Musibah yang tidak bisa kita hindari, jadi buat apa kita melakukan ancaman. Justru kita mau dengan cara kekeluargaan agar hal ini bisa terselesaikan," kata Kitson, Jumat (3/2/2023).
Kitson mendesak warga tak beropini bahwa penyidik dalam hal ini berpihak kepada Eko karena Eko adalah seorang pensiunan polisi. "Jadi jangan membuka opini pada publik bahwa kepolisian ini berpihak," ujarnya.
Dengan hadirnya langsung Eko pada gelaran rekonstruksi Kamis (2/2/2023), menurutnya, adalah bukti Eko kooperatif dan menginginkan kasus tersebut diungkap secara transparan.
"Buktinya pengendara roda empat ini hadir, harusnya keluarga (Hasya) juga hadir. Yang dia inginkan kan hal itu transparan terbuka. Makanya instruksi Kapolda dilakukan rekonstruksi ulang," jelasnya.
Pak Eko Tak Bawa Korban ke RS
Terkuak dalam salah satu adegan rekonstruksi kecelakaan maut yang menewaskan mahasiswa UI, Muhammad Hasya Syahputra (18), pensiunan Polri, AKBP (Purn) Eko Setio Budi Wahono tak membawa korban usai tertabrak mobil Pajero yang dikendarai pensiunan Polri tersebut.
Rekonstruksi dimulai dengan adegan pertama, di mana mobil Mitsubishi Pajero yang dikemudikan Eko melaju dengan kecepatan 30 kilometer per jam, melintas di Jalan Srengseng Sawah.
“Adegan pertama Mitsubishi Pajero kecepatan 30 kilometer per jam menuju TKP, saat mendekati TKP ada kendaraan sepeda motor mendekati TKP,” ujar petugas membacakan adegan rekonstruksi.
Diketahui saat itu, Hasya mengemudikan motor Kawasaki Pulsar. Motor Hasya disebut oleng ke kanan. “Melihat Kawasaki Pulsar oleng ke kanan, Kawasaki Pulsar (lalu) jatuh,” katanya.
Hasya beriringan dengan 6 temannya. Setelah adegan motor terjatuh, disebutkan pada adegan ke-5, mobil Pajero Eko purnawirawan polisi berhenti dengan posisi serong.
“Adegan kelima, Mitsubishi Pajero berhenti posisi serong dan pengemudinya keluar mengecek korban,” imbuh petugas.
Saat itu posisi Hasya telentang di dekat motornya. Eko keluar dari mobil dan menggotong korban ke pinggir jalan dibantu warga lainnya.
“Pengemudi bersama beberapa masyarakat mengangkat korban ke pinggir jalan. Adegan ke delapan, pengemudi Eko meletakkan korban,” lanjutnya.
Dalam rekonstruksi ini tidak terlihat adanya upaya Eko menolong korban membawa ke rumah sakit. Namun, disebutkan Eko menghubungi ambulans yang kemudian datang setelah 30 menit kemudian.
“Adegan ke-9, pengemudi dan beberapa warga, terutama pengemudi menelpon ambulans. Kemudian 30 menit kemudian ambulans datang,” tuturnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino