Pantau - Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ariandi Putra menyatakan bahwa tidak ada negara manapun di dunia ini yang aman dari ancaman serangan siber.
"Apakah negara kita aman dari serangan siber? Semua negara di dunia tidak aman dari serangan siber," ujar Ariandi di Polda Metro Jaya, Jumat (7/7/2023).
Menurutnya, serangan siber kerap menjadi acuan menghadirkan konflik horizontal pada sebuah negara. Ia mencontohkan, peristiwa perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang sampai dengan detik ini masih berlangsung.
Dalam perang tersebut, lanjutnya, kedua belah pihak mengutamakan serangan siber dengan menargetkan infrastruktur vital pada bagian informasi masyarakat.
"Perang Rusia-Ukraina itu bukan lagi perang konvensional. Sekarang, serangannya dimulai dari serangan siber, apakah bisa disusupi ransomware, malware, dan lain-lain," kata Ariandi.
Ariandi mengatakan, serangan siber dapat membuat suatu negara blackout. Setelah blackout, terjadilah kerusuhan dan terjadi konflik horizontal.
Setelah itu terjadi, maka tinggal melancarkan serangan yang bersifat fisik. Karena itu, pihaknya telah merumuskan sejumlah upaya dalam meminimalisir adanya serangan siber yang mengancam keamanan Indonesia.
“Kalau kita hand in hand untuk berpikir bahwa kalau memang mau serius mau membenahi keamanan siber di Indonesia, maka gandengan tangan adalah kunci," kata Ariandi.
"Apakah negara kita aman dari serangan siber? Semua negara di dunia tidak aman dari serangan siber," ujar Ariandi di Polda Metro Jaya, Jumat (7/7/2023).
Menurutnya, serangan siber kerap menjadi acuan menghadirkan konflik horizontal pada sebuah negara. Ia mencontohkan, peristiwa perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina yang sampai dengan detik ini masih berlangsung.
Dalam perang tersebut, lanjutnya, kedua belah pihak mengutamakan serangan siber dengan menargetkan infrastruktur vital pada bagian informasi masyarakat.
"Perang Rusia-Ukraina itu bukan lagi perang konvensional. Sekarang, serangannya dimulai dari serangan siber, apakah bisa disusupi ransomware, malware, dan lain-lain," kata Ariandi.
Ariandi mengatakan, serangan siber dapat membuat suatu negara blackout. Setelah blackout, terjadilah kerusuhan dan terjadi konflik horizontal.
Setelah itu terjadi, maka tinggal melancarkan serangan yang bersifat fisik. Karena itu, pihaknya telah merumuskan sejumlah upaya dalam meminimalisir adanya serangan siber yang mengancam keamanan Indonesia.
“Kalau kita hand in hand untuk berpikir bahwa kalau memang mau serius mau membenahi keamanan siber di Indonesia, maka gandengan tangan adalah kunci," kata Ariandi.
- Penulis :
- Aditya Andreas
