
Pantau - Tragedi maut di Stadion Kanjuruhan sudah terjadi tepat setahun yang lalu. Namun, satu tersangka yakni eks Direktur Utama (Dirut) PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita, masih bebas.
Hadian merupakan satu-satunya tersangka Tragedi Kanjuruhan yang belum diseret ke pengadilan hingga saat ini. Dia dilepas dari tahanan karena Polda Jawa Timur tak kunjung melengkapi berkas perkaranya.
Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim terkahir kali mengembalikan berkas perkara Hadian ke Polda Jatim karena tak lengkap (P-19), 20 Desember 2022 lalu.
Sejak saat itu, penyidik tak pernah lagi mengembalikannya ke jaksa. Hadian justru dibebaskan dari tahanan.
"Sampai saat ini untuk Dirut LIB belum ada pengembalian berkas perkasa," kata Kepala Kejati Jatim, Mia Amiati.
Dalam Tragedi Kanjuruhan, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya menilai Hadian atau PT LIB saat itu, telah mengabaikan keselamatan mereka yang terlibat dalam gelaran pertandingan 1 Oktober 2022 silam.
Hal itu disampaikan majelis hakim saat membacakan bagian pertimbangan meringankan vonis terdakwa Ketua Panpel Arema FC vs Persebaya Surabaya, Abdul Haris.
Majelis hakim menilai, PT LIB selaku operator liga mengabaikan keselamatan pemain, suporter, dan pengamanan.
"Hal yang meringankan, terdakwa sudah meneruskan permintaan saksi Ferli Hidayat (Kapolres Malang kala itu), kepada PT LIB untuk memajukan jadwal pertandingan sepak bila demi alasan keamanan, namun alasan itu tidak dipenuhi karena berbenturan dengan kepentingan bisnis semata karena LIB terikat kontrak dengan Indosiar," kata majelis hakim.
"Hal itu sangat disayangkan sebab hal itu LIB telah menempatkan para pemain, suporter, dan pengamanan sebagai objek dan mengabaikan keselamatan mereka," lanjut hakim
Hadian memabg pernah mengakui alasan utama pihaknya menolak perubahan jam pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022 lalu, adalah karena nilai komersial.
Ia menyebut, Kapolres Malang saat itu AKBP Ferli Hidayat, meminta agar jam pertandingan Singo Edan melawan Bajol Ijo dimajukan dari pukul 20.00 WIB menjadi pukul 16.00 WIB.
Tapi hal itu tak bisa diterimanya karena alasan siaran langsungnya bakal bentrok dengan pertandingan klub lain di Liga 1 yang disiarkan Indosiar.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Muhammad Rodhi