
Pantau.com - Penerbangan komersial pertama dari Ethiopia ke Eritrea akhirnya menjadi kenyataan setelah terakhir kali terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. Penerbangan perdana itu lancar dan mendarat sempurna di Bandara Asmara pada hari Rabu (18 Juli 2018) waktu setempat.
Tak ayal sambutan meriahpun terjadi. lambaikan tangan penari dan seluruh warga yang berkumpul mengakhiri konflik antara kedua negara tetangga itu.
Kepala eksekutif Tewolde GebreMariam naik ke interkom untuk mengingatkan jumlah penumpang menjadi 315. Dan ya, sejarah itu terjadi. "Ini adalah pertama kalinya bahwa ini terjadi dalam 20 tahun," katanya seraya bersorak dan bertepuk tangan.
Baca juga: Parlemen Lebanon Godok Legalisasi Penggunaan Ganja
Penumpang Senait Tesfaye mengatakan bahwa dia belum melihat neneknya Abrehet selama lebih dari dua dekade. Abrehet, katanya, dideportasi ke Eritrea bersama puluhan ribu warga Ethiopia asal Eritrea pada awal konflik.
"Kami sudah lama ingin bertemu dengannya selama bertahun-tahun ini," kata pria berusia 37 tahun itu sambil menggendong putranya yang berusia tiga bulan, Naby.
“Dia sekarang akan menghabiskan waktu bersamanya lebih dari yang pernah saya lakukan semasa kecil. Kata-kata tidak bisa mengungkapkan sukacita yang kita rasakan sebagai sebuah keluarga. ”
Baca juga: Pria Ini Divonis 15 Tahun Penjara Setelah Cium Anaknya, tapi...
Juga di antara para penumpang di penerbangan bersejarah ini adalah Perdana Menteri Ethiopia Hailemariam Desalegn dan istrinya Roman Tesfaye.
Ethiopian Airlines kini dijadwalkan terbang ke Eritrea dua kali seminggu.
- Penulis :
- Widji Ananta