
Pantau.com - Peluncuran terbaru Korea Utara lainnya, pada 26 Februari dan 4 Maret, kemungkinan dimaksudkan untuk menguji sistem ICBM baru, kata Departemen Pertahanan AS awal bulan ini, dilansir oleh CNN, Kamis, 24 Maret 2022.
Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat mengumumkan pada awal bulan ini bahwa Amerika Serikat mengintensifkan "kegiatan pengumpulan intelijen, kesiapan dan pengawasan" terkait dengan Korea Utara setelah peluncuran rudal baru-baru ini.
Langkah tersebut merupakan sinyal dari pemerintahan Biden, bahwa mereka perlu memperkuat postur militernya untuk memastikan Amerika Serikat dan sekutu di kawasan seperti Korea Selatan dan Jepang dilindungi dari uji coba rudal Korea Utara.
Komando tersebut mengatakan bahwa mereka telah "memerintahkan kegiatan pengumpulan Intelijen, Pengawasan, dan Pengintaian yang intensif di Laut Kuning, serta meningkatkan kesiapan di antara pasukan pertahanan rudal balistik kami di wilayah tersebut."
Awal bulan ini, militer Amerika Serikat menggelar pelatihan di dan sekitar Semenanjung Korea untuk menunjukkan kesiapannya setelah aktivitas Korea Utara, termasuk simulasi sistem pertahanan rudal balistik.
Brigade Artileri Pertahanan Udara ke-35 Angkatan Darat AS, pindah ke lokasi terpencil, "menempati posisi pertahanan masa perang, menerapkan sistem rudal Patriot, dan melaksanakan operasi pertahanan udara dan rudal di bawah skenario simulasi pertempuran," kata Pasukan AS Korea dalam siaran pers.
Sedangkan untuk di laut, jet tempur F-35 dan F/A-18 yang terbang dari kapal induk USS Abraham Lincoln, bersama dengan aset Angkatan Udara Amerika Serikat yang berbasis di wilayah tersebut melakukan unjuk kekuatan di Laut Kuning di lepas pantai barat Korea Selatan, menurut pernyataan dari Armada ke-7 Angkatan Laut AS di Jepang.
Berita ini telah diperbarui untuk memperjelas lokasi rudal.
Sebelumnya, diketahui bahwa Korea Utara telah menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pertamanya dalam lebih dari empat tahun, pada Kamis, 24 Maret 2022, ketika para pemimpin Barat berkumpul di Brussels untuk pertemuan membahas puncak keamanan.
Peluncuran itu disebut sebagai tanda-tanda potensi Korea Utara yang semakin dekat untuk mengembangkan senjata yang mampu menargetkan Amerika Serikat, kata Wakil Menteri Pertahanan Jepang, Makoto Oniki.
Menurut analis, peluncuran rudal tersebut adalah bentuk bahwa Kim Jong Un, sedang berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa Pyongyang tetap berpengaruh dan menjadi pemain dalam perebutan kekuasaan.
"Korea Utara tidak ingin diabaikan dan mungkin mencoba mengambil keuntungan dari keasyikan global terkait perang di Ukraina untuk memaksa fait accompli, pada statusnya sebagai negara senjata nuklir," Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Ewha Womans Universitas di Seoul, mengatakan kepada CNN.
Baca juga: Reaksi Korea Selatan atas Tembakan Rudal Korea Utara ke Wilayah Jepang
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani