Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ukraina Minta Nepal untuk Larang Pendaki Rusia ke Himalaya

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Ukraina Minta Nepal untuk Larang Pendaki Rusia ke Himalaya

Pantau.com - Melansir dari BBC, Selasa, 29 Maret 2022, sebuah pesan diplomatik dari kedutaan Ukraina di Delhi yang diberikan kepada pemerintah Nepal, mengatakan banyak federasi olahraga internasional telah membuat larangan untuk atlet Rusia.

"Dengan mempertimbangkan hal di atas, pihak Nepal yang terhormat, dengan hormat diminta untuk melarang tim pendaki gunung Rusia (mendaki di Nepal) sampai invasi Rusia ke Ukraina berakhir," bunyi surat itu.

Namun para pejabat di Nepal mengatakan mereka akan terus mengeluarkan izin kepada siapa pun yang mematuhi aturan dan peraturan pemerintah

"Tidak ada perubahan dalam kebijakan kami sejauh ini," kata direktur jenderal departemen pariwisata Nepal, Taranath Adhikari, kepada BBC.

"Kami percaya gunung kami adalah aset global dan warga negara mana pun yang ingin mengunjungi harus diizinkan melakukannya, selama mereka menaati ketentuan hukum kami."

Kedutaan Ukraina di Delhi mengatakan telah mengajukan permintaannya ini ke kedutaan Nepal di ibukota India, pada 21 Maret 2022, tetapi pejabat kedutaan Nepal mengatakan kepada BBC, bahwa mereka tidak melakukan komunikasi apapun tentang masalah ini.

Untuk musim pendakian di musim semi, yang biasanya berlangsung hingga akhir Mei, satu pendaki Rusia telah menerima izin untuk mendaki Annapurna I (8.091m), sementara delapan lainnya telah diberikan izin untuk puncak di bawah 6.500 m.

"Kami telah melanjutkan kebijakan kami seperti biasa. Selain itu, pemerintah belum mengatakan apa pun terkait hal ini, jadi kami belum mengambil keputusan baru," kata presiden Asosiasi Pendaki Gunung Nepal (NMA), Santa Bir Lama.

Irina Galay, yang menggambarkan dirinya sebagai wanita Ukraina pertama yang mendaki Everest dan K2, gunung tertinggi dan tertinggi kedua di dunia, menulis di Instagram bahwa orang Rusia seharusnya tidak memiliki hak istimewa untuk mendaki "selama perang berlanjut".

"Tidak ada kedamaian, tidak ada pendakian. Semoga segera kita akan memiliki kedamaian dan pendakian", tulisnya.

Oleg Ivanchenko, seorang pemandu gunung Ukraina, yang berencana untuk mendaki Gunung Everest dan Gunung Lhotse musim semi ini dengan dua kliennya, harus membatalkan rencananya karena invasi Rusia.

"Saya tahu beberapa orang mengatakan gunung itu suci dan bukan tempat untuk politik, tetapi kami mengharapkan dukungan dari pendaki gunung Rusia juga. Mereka dapat memprotes atau setidaknya tidak mendaki, dan tetap di Rusia," katanya.

Tidak ada pendaki Ukraina yang diharapkan akan mendaki musim semi ini.

"Kami memiliki sekitar 35 pendaki dari Ukraina yang datang ke gunung yang berbeda, termasuk Everest, tetapi semuanya telah dibatalkan," kata Mingma Sherpa, ketua Seven Summit Treks, operator pendakian gunung dan trekking di Nepal.

"Kami telah menerima permintaan pembatalan dari Rusia serta pendaki Eropa lainnya karena perang."

Departemen pariwisata Nepal, sejauh ini telah mengeluarkan izin bagi 18 tim ekspedisi untuk mendaki gunung di atas 6.000 m pada musim semi tahun ini.

Dari 135 pendaki di tim tersebut, hanya satu yang berasal dari Rusia.

Mungkin akan lebih banyak izin yang dikeluarkan sebelum pendaki gunung biasanya memulai pendakian terakhir mereka pada bulan Mei, sehingga jumlah totalnya bisa berubah. Namun, operator ekspedisi mengatakan perang telah menyebabkan penurunan yang signifikan.

Tahun lalu, pada musim pendakian musim semi dan musim gugur, 49 orang Rusia dan 19 orang Ukraina terdaftar di pegunungan Nepal yang tingginya lebih dari 8.000 m, menurut Database Himalaya, yang mencatat data terkait pendakian gunung di Himalaya Nepal.

Di antara mereka, 14 pendaki Rusia dan enam Ukraina berada di Everest.

Pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal mengatakan mereka netral saat berurusan dengan pendaki gunung.

"Kami adalah operator profesional, dan kami melayani klien kami terlepas dari kebangsaan mereka," kata presiden asosiasi Dambar Parajuli.

Baca juga: Amerika Suudzon dengan Janji Rusia Kurangi Serangan di Ukraina

Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani