
Pantau.com - Nupur Sharma, juru bicara nasional partai Bharatiya Janata (BJP) India dikecam karena telah melontarkan hinaan terhadap Nabi Muhammad. Dibalik kecaman tersebut, Sharma mendapat dukungan dari politisi Belanda Geert Wilders.
Geert Wilders yang merupakan anggota parlemen Belanda, memang sudah lama dikenal sebagai sosok yang anti-Islam.
Melansir dari India Today, Kamis (9/6/2022), merujuk pada kecaman umat muslim kepada Sharma, Geert Wilders mengatakan sebuah negara tidak boleh kehilangan kebebasan karena alasan ekonomi.
"Kebebasan dipertaruhkan," klaim Wilders, menjelaskan bahwa negara demokrasi seperti India dan Belanda memiliki aturan hukum, pengadilan untuk memutuskan apakah seseorang melampaui batas, dan bukan wewenang massa yang mengancam akan membunuh siapa pun.
"Anda boleh suka atau tidak suka dengan apa yang dia (Nupur Sharma) katakan, tapi dia punya hak untuk berbicara," kata anggota parlemen Belanda itu, seraya menambahkan bahwa kebebasan berbicara adalah salah satu nilai terpenting dalam demokrasi.
Nupur Sharma mendapat kecaman setelah dia melontarkan perkataan negatif terhadap Nabi Muhammad dalam debat berita TV. Geert Wilders pun mengaku bahwa dia juga menerima ancaman pembunuhan karena mendukung pernyataan Nupur Sharma.
"Sejak saya mendukung Nupur Sharma, saya telah menerima banyak ancaman pembunuhan. Saya juga menerima ancaman karena membuat film tentang Alquran. Saya meninggalkan rumah saya dan tidak pernah kembali. Saya tahu apa yang sedang dihadapi Sharma. Saya harus berdiri dan mendukungnya. Karena dia tidak melakukan kesalahan apa pun," katanya.
“Saya membuat film Fitna tentang ayat Alquran. Saya mengkritik ideologi Islam. Untuk itu, saya menerima ancaman dari Al-Qaeda, Taliban dan banyak sumber lainnya. Saya terpaksa harus meninggalkan rumah saya. Saya tinggal di rumah aman yang disediakan oleh pemerintah. Karena mengkritik Islam, saya tidak memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan tanpa awasan polisi selama 17 tahun. Saya kehilangan kebebasan pribadi saya," tambahnya.
Wilders, yang dikenal telah mengkampanyekan larangan Islam di negaranya, mengklaim bahwa negara-negara harus berhenti menjadi "toleran terhadap yang tidak toleran".
"Kebebasan kami dipertaruhkan. Kami tidak bisa menawar kebebasan kami. Jika dia (Nupur Sharma) melakukan kesalahan, pengadilan India yang memutuskan. India adalah negara berdaulat," kata Wilders.
Sejauh ini, lebih dari selusin negara, termasuk Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Oman, UEA, Yordania, Afghanistan, Pakistan, Bahrain, Turkiye, serta Iran di Teluk Persia, telah mengutuk pernyataan Nupur Sharma.
Qatar dan Kuwait bahkan mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf publik dari India, mendorong India untuk mengatakan komentar dari beberapa "elemen pinggiran" tidak mewakili pandangan pemerintah India.
Geert Wilders yang merupakan anggota parlemen Belanda, memang sudah lama dikenal sebagai sosok yang anti-Islam.
Melansir dari India Today, Kamis (9/6/2022), merujuk pada kecaman umat muslim kepada Sharma, Geert Wilders mengatakan sebuah negara tidak boleh kehilangan kebebasan karena alasan ekonomi.
"Kebebasan dipertaruhkan," klaim Wilders, menjelaskan bahwa negara demokrasi seperti India dan Belanda memiliki aturan hukum, pengadilan untuk memutuskan apakah seseorang melampaui batas, dan bukan wewenang massa yang mengancam akan membunuh siapa pun.
"Anda boleh suka atau tidak suka dengan apa yang dia (Nupur Sharma) katakan, tapi dia punya hak untuk berbicara," kata anggota parlemen Belanda itu, seraya menambahkan bahwa kebebasan berbicara adalah salah satu nilai terpenting dalam demokrasi.
Nupur Sharma mendapat kecaman setelah dia melontarkan perkataan negatif terhadap Nabi Muhammad dalam debat berita TV. Geert Wilders pun mengaku bahwa dia juga menerima ancaman pembunuhan karena mendukung pernyataan Nupur Sharma.
"Sejak saya mendukung Nupur Sharma, saya telah menerima banyak ancaman pembunuhan. Saya juga menerima ancaman karena membuat film tentang Alquran. Saya meninggalkan rumah saya dan tidak pernah kembali. Saya tahu apa yang sedang dihadapi Sharma. Saya harus berdiri dan mendukungnya. Karena dia tidak melakukan kesalahan apa pun," katanya.
“Saya membuat film Fitna tentang ayat Alquran. Saya mengkritik ideologi Islam. Untuk itu, saya menerima ancaman dari Al-Qaeda, Taliban dan banyak sumber lainnya. Saya terpaksa harus meninggalkan rumah saya. Saya tinggal di rumah aman yang disediakan oleh pemerintah. Karena mengkritik Islam, saya tidak memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan tanpa awasan polisi selama 17 tahun. Saya kehilangan kebebasan pribadi saya," tambahnya.
Wilders, yang dikenal telah mengkampanyekan larangan Islam di negaranya, mengklaim bahwa negara-negara harus berhenti menjadi "toleran terhadap yang tidak toleran".
"Kebebasan kami dipertaruhkan. Kami tidak bisa menawar kebebasan kami. Jika dia (Nupur Sharma) melakukan kesalahan, pengadilan India yang memutuskan. India adalah negara berdaulat," kata Wilders.
Sejauh ini, lebih dari selusin negara, termasuk Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Oman, UEA, Yordania, Afghanistan, Pakistan, Bahrain, Turkiye, serta Iran di Teluk Persia, telah mengutuk pernyataan Nupur Sharma.
Qatar dan Kuwait bahkan mengatakan mereka mengharapkan permintaan maaf publik dari India, mendorong India untuk mengatakan komentar dari beberapa "elemen pinggiran" tidak mewakili pandangan pemerintah India.
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani