
Pantau- Kemenangan Recep Tayyip Erdogan dalam sebagai presiden dalam Pemilu 2023 putaran kedua, mendapat perhatian khusus dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Dua petinggi partai nomor urut 7 dalam Pemilu 2024, yaitu Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah menyampaikan ucapan selamat secara khusus kepada Erdogan sebagai Presiden Turki atau Tukiye untuk ketiga kali.
"Alhamdulillah, Erdogan terpilih kembali sebagai Presiden Turkiye untuk Periode 2023-2028. Inilah kemenangan Islam dan kemenangan nasionalisme, serta tentu saja kemenangan seluruh rakyat Turkiye," kata Anis Matta dalam keterangannya.
Tak jauh berbeda dengan Anis Matta, Fahri Hamzah juga memberikan ucapan selamat kepada Erdogan melalui akun Twitter-nya. Tak hanya itu, Fahri Hamzah juga memasang fotonya dirinya bersama Erdogan dalam tweetnya. Dia berharap, pada 2024 mendatang Indonesia juga diberikan sosok pemimpin negara yang kuat seperti Erdogan. "Doakan kami tahun depan dapat presiden yang mirip-mirip lah. Amin YRA," ucap Fahri.
Anis Matta menyebut kemenangan Erdogan bertepatan dengan momentum peringatan Pembebasan Konstantinopel 29 Mei 1453. Pilpres Turkiye 2023 ini, menurut Anis Matta, sangat monumental di tengah perang Ukraina dan konflik supremasi geopolitik di hampir semua kawasan di dunia.
"Inilah pilpres yang diintervensi secara terbuka dan tertutup oleh hampir semua kekuatan adidaya. Ini salah satu 'medan tempur' paling brutal diantara mereka," tegas Anis Matta.
Anis Matta mengatakan, ada banyak rencana pesta di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang dibatalkan setelah kemenangan Erdogan dalam pertempuran terakhirnya. "Jika diberi umur, Erdogan akan memimpin hingga 2028 mendatang, dan menyempurnakan karyanya selama seperempat abad (2003-2028)," ujarnya.
Menurut Anis Matta, Erdogan memiliki kemampuan menyatukan Islam dan nasionalisme di tataran ideologi. Selain itu, Erdogan mampu mengubah wajah Turkiye secara fundamental. Bahkan Erdogan berhasil mengembalikan posisi Turkiye sebagai salah satu kekuatan global dengan fitur teknologi, militer, ekonomi, dan budaya yang solid.
Erdogan datang membawa arah baru bagi Turkiye dan peta jalan yang jelas ke sana. Beliau bekerja dengan tekad dan determinasi yang kuat. Semoga Allah menyempurnakan amalnya dan menutupnya kelak dengan husnul khotimah," katanya.
Selain Turkiye, lanjut Anis Matta, ada 4 lagi negara muslim yang bisa menjadi kekuatan global karena sejarah dan kombinasi potensi berbagai sumber dayanya, yaitu Indonesia, Mesir, Arab Saudi, dan Aljazair.
"Peta jalan masing-masing negara itu mungkin berbeda, tapi mereka bisa menjadi pemimpin kawasan dan global di tengah transisi yang sangat kompleks menuju tatanan dunia baru yang multipolar Indonesia sedang OTW ke sana ... Arah Baru Indonesia," pungkas Anis Matta.
Seperti diketahui, Recep Tayyip Erdogan terpilih sebagai presiden dalam Pemilu 2023 putaran kedua. Angka kemenangannya cukup tipis, yakni 52,3 persen ketimbang rivalnya, Kemal Kilicdaroglu dengan perolehan suara 47,7 persen.
"Alhamdulillah, Erdogan terpilih kembali sebagai Presiden Turkiye untuk Periode 2023-2028. Inilah kemenangan Islam dan kemenangan nasionalisme, serta tentu saja kemenangan seluruh rakyat Turkiye," kata Anis Matta dalam keterangannya.
Tak jauh berbeda dengan Anis Matta, Fahri Hamzah juga memberikan ucapan selamat kepada Erdogan melalui akun Twitter-nya. Tak hanya itu, Fahri Hamzah juga memasang fotonya dirinya bersama Erdogan dalam tweetnya. Dia berharap, pada 2024 mendatang Indonesia juga diberikan sosok pemimpin negara yang kuat seperti Erdogan. "Doakan kami tahun depan dapat presiden yang mirip-mirip lah. Amin YRA," ucap Fahri.
Anis Matta menyebut kemenangan Erdogan bertepatan dengan momentum peringatan Pembebasan Konstantinopel 29 Mei 1453. Pilpres Turkiye 2023 ini, menurut Anis Matta, sangat monumental di tengah perang Ukraina dan konflik supremasi geopolitik di hampir semua kawasan di dunia.
"Inilah pilpres yang diintervensi secara terbuka dan tertutup oleh hampir semua kekuatan adidaya. Ini salah satu 'medan tempur' paling brutal diantara mereka," tegas Anis Matta.
Anis Matta mengatakan, ada banyak rencana pesta di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang dibatalkan setelah kemenangan Erdogan dalam pertempuran terakhirnya. "Jika diberi umur, Erdogan akan memimpin hingga 2028 mendatang, dan menyempurnakan karyanya selama seperempat abad (2003-2028)," ujarnya.
Menurut Anis Matta, Erdogan memiliki kemampuan menyatukan Islam dan nasionalisme di tataran ideologi. Selain itu, Erdogan mampu mengubah wajah Turkiye secara fundamental. Bahkan Erdogan berhasil mengembalikan posisi Turkiye sebagai salah satu kekuatan global dengan fitur teknologi, militer, ekonomi, dan budaya yang solid.
Erdogan datang membawa arah baru bagi Turkiye dan peta jalan yang jelas ke sana. Beliau bekerja dengan tekad dan determinasi yang kuat. Semoga Allah menyempurnakan amalnya dan menutupnya kelak dengan husnul khotimah," katanya.
Selain Turkiye, lanjut Anis Matta, ada 4 lagi negara muslim yang bisa menjadi kekuatan global karena sejarah dan kombinasi potensi berbagai sumber dayanya, yaitu Indonesia, Mesir, Arab Saudi, dan Aljazair.
"Peta jalan masing-masing negara itu mungkin berbeda, tapi mereka bisa menjadi pemimpin kawasan dan global di tengah transisi yang sangat kompleks menuju tatanan dunia baru yang multipolar Indonesia sedang OTW ke sana ... Arah Baru Indonesia," pungkas Anis Matta.
Seperti diketahui, Recep Tayyip Erdogan terpilih sebagai presiden dalam Pemilu 2023 putaran kedua. Angka kemenangannya cukup tipis, yakni 52,3 persen ketimbang rivalnya, Kemal Kilicdaroglu dengan perolehan suara 47,7 persen.
- Penulis :
- Wirakusuma