Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Afsel Ogah Tangkap Putin di KTT BRICS

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Afsel Ogah Tangkap Putin di KTT BRICS
Pantau - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa telah meminta izin kepada Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC) untuk membebaskan kewajiban untuk menangkap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Afsel pada Agustus mendatang dijadwalkan menjadi tuan rumah KTT kelompok negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afsel) yang seluruh kepala negaranya diagendakan untuk dapat hadir.

Afsel sebagai anggota ICC, diwajibkan untuk menangkap Putin bila Presiden Rusia itu hadir di KTT BRICS.

ICC sebelumnya memiliki surat perintah penangkapan untuk Putin atas tuduhan kejahatan perang mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.

Ramaphosa membuat pernyataan tersebut dalam tanggapan hukum terhadap kasus pengadilan yang diajukan oleh oposisi Partai Aliansi Demokratis.

Pihak oposisi memaksa pemerintah untuk melakukan penangkapan bila Putin tiba di Afsel.

Tanggapan Ramaphosa, yang diajukan pada 27 Juni lalu, bahwa pemerintah Afsel telah mengajukan permintaan kepada ICC berdasarkan Pasal 97, di mana negara dapat memohon untuk tidak melakukan penangkapan karena terdapat permasalahan yang mencegahnya agar melakukan hal tersebut.

"Afrika Selatan memiliki permasalahan jelas dalam melaksanakan permintaan untuk menangkap dan menyerahkan Presiden Putin. Rusia telah memperjelas bahwa menangkap presidennya yang sedang berkuasa sama saja dengan pernyataan perang," katanya dikutip dari Reuters, Kamis (20/7/2023).

Dmitry Medvedev sebelumnya menyatakan bahwa setiap upaya untuk menangkap Putin merupakan sebuah deklarasi perang.

Para pejabat Afsel berulang kali menyatakan bahwa KTT BRICS akan tetap berlangsung, meski ada kontroversi dengan ICC.

Namun, mereka juga membahas alternatif, di tengah adanya dugaan bahwa KTT itu akan dipindahkan ke China, yang mana China bukan anggota ICC.

Kremlin belum mengungkap ke publik apakah presiden Rusia akan menghadiri KTT tersebut. Afsel sebelumnya sudah mengancam untuk mengundurkan diri dari ICC setelah gagal menangkap mantan Presiden Sudan Omar al-Bashir ketika dia menghadiri KTT Uni Afrika di Johannesburg pada 2015.

Menteri Kehakiman Afsel Ronald Lamola dalam peringatan 25 tahun ICC di PBB menyatakan ICC harus menjaga diri untuk menjadi instrumen dari pertikaian kekuasaan global.

Meski Afsel secara resmi menyatakan kenetralan dalam perang Rusia-Ukraina, abstain dalam pemungutan suara resolusi PBB tentang konflik tersebut, negara-negara Barat menilai Afsel adalah salah satu sekutu terdekat Moskow di benua Afrika.
Penulis :
Fadly Zikry