
Pantau - Dokter magang di Korea Selatan melakukan aksi mogok kerja menuntut gaji yang rendah namun beban kerja yang berlebih. Aksi ini dilakukan karena tidak adanya tindak lanjutan pemerintah.
Melansir Reuters, salah satu dokter magang yang mengikuti aksi bernama Ryu Ok Hada mengatakan tuntutan tersebut dilakukan agar para dokter dapat bekerja lebih baik.
“Sistem medis di Korea Selatan saat ini dijalankan dengan membuat para dokter magang yang murah terus bekerja keras,” kata Ryu Ok Hada, Senin (26/2/2024).
Berdasarkan data Korean Intern Resident Association diketahui dokter magang di Korea bekerja selama lebih dari 100 jam dalam sepekan. Sedangkan, dokter magang di Amerika Serikat bekerja kurang dari 60 jam dalam sepekan.
Lalu, untuk gaji yang didapat dokter magang di Korea Selatan hanya mendapat sekitar 2juta hingga 4juta won atau setara dengan US$1500 sampai US$3000 dalam sebulan.
Sedangkan, menurut American Medical Association pendapatan rata-rata penduduk AS pada tahun pertama yakni sebanyak US$5000 perbulan, berbanding jauh berbeda dengan Korea Selatan.
Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan menyetakan memerlukan lebih banyak staf untuk meningkatkan layanan kesehatan di daerah terpencil dalam memenuhi permintaan pasien yang terus meningkat.
Perdana Menteri Han Duck-soo pada (23/02) memberikan pernyataan bahwa rumah sakit umum akan tetap buka lebih lama pada akhir pekan dan hari libur untuk memenuhi permintaan pasien.
Sementara itu, pihak rumah sakit di Korea Selatan masih belum memperoses terkait dengan pengunduran diri massal para dokternya. Pemerintah Korea Selatan mengancam akan mencabutsurat izin praktek dokter magangyang melakukan aksi mogok kerja agar mendahuluhan nyawa pasien.
Dikabarkan, sekitar 7.800 dokter magang di Korea Selatan melakukan aksi mogok kerja dan mengancam akan mengundurkan diri karena kurangnya perhatian pemerintah pada beban kerja mereka yang tak seimbang dengan upah yang diterima.
- Penulis :
- Fithrotul Uyun
- Editor :
- Khalied Malvino