
Pantau - Kepala staf keamanan oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, yakni Avila, ditangkap pihak aparat pada Rabu (17/7/2024) waktu setempat.
Penangkapan ini berlangsung kurang dari dua pekan sebelum pemungutan suara pada 28 Juli, di mana oposisi Edmundo Gonzalez unggul atas Presiden Maduro, yang mengincar periode ketiga.
Machado, yang memenangkan Pemilu pendahuluan pada Oktober lalu, dilarang mencalonkan diri atas dugaan kecurangan, namun ia menyangkalnya. Beberapa sekutunya juga telah ditahan.
Ditangkap di Kediamannya
Kelompok Vente Venezuela mengungkapkan para petugas keamanan membawa kepala keamanan Machado dari kediamannya.
Machado menyampaikan melalui akun X-nya bahwa dia memperingatkan dunia mengenai penindasan Maduro terhadap para pekerja kampanye dan lain-lain.
“Saya memperingatkan dunia tentang eskalasi penindasan Maduro terhadap mereka yang bekerja dalam kampanye atau membantu kami di bagian mana pun di negara ini,” kata Machado melalui X.
Oposisi Venezuela telah berulang kali mengecam penangkapan dan tindak-tanduk otoritas yang menurut mereka dimaksudkan untuk merusak kampanye dan mencegah pemilu yang adil.
AS Prihatin Penangkapan Avila
Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya atas penangkapan Avila.
"Penangkapan tanpa proses hukum bertentangan dengan semangat kesepakatan peta jalan pemilu Oktober 2023," kata juru bicara tersebut, seraya menyerukan agar Avila segera dibebaskan.
"Avila 'dituduh melakukan kekerasan gender' terhadap sekelompok perempuan yang 'mencoba menyerang Edmundo dan saya' di sebuah toko makanan di La Encrucijada, yang berlokasi di negara bagian Aragua, pada Sabtu lalu," kata Machado.
Machado Diminta Bertanggungjawab
Machado meminta Maduro bertanggung jawab atas keselamatan Avila dan 24 anggota tim lainnya yang telah ditahan.
Foro Penal, sebuah organisasi non-pemerintah, mengatakan pada Senin lalu 102 orang telah ditahan sejak dimulainya kampanye Pemilu pada 4 Juli 2024.
Kementerian Komunikasi dan Kejaksaan Agung Venezuela tidak segera merespons pertanyaan yang diajukan untuk mengomentari hal ini.
AS dan beberapa negara lain menyebut terpilihnya kembali Maduro pada 2018 sebagai sebuah kepalsuan. Washington telah mendesak pemerintahan Maduro untuk memastikan bahwa pemilu itu "kompetitif dan inklusif".
Enam mantan tim kampanye Maduro kini sedang mencari suaka politik di Kedutaan Besar (Kedubes) Argentina.
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino