
Pantau - Donald Trump menegaskan Direktur Biro Investigasi Federal (FBI) Christopher Wray dalam sidang Komite Kehakiman DPR AS pada Rabu (24/7/2024), bahwa ada ketidakpastian apakah dirinya menjadi target percobaan pembunuhan di Pennsylvania.
Wray hadir dalam sidang Komite Kehakiman DPR AS pada Rabu (24/7/2024), di mana ia memberikan kesaksian mengenai percobaan pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli lalu.
Saat ditanyai salah satu anggota Kongres Amerika Serikat (AS) terkait apakah direktur FBI telah mengamati adanya indikasi penurunan kognitif pada Presiden AS yang sedang menjabat, Joe Biden, dalam beberapa percakapan baru-baru ini, Wray mengaku tidak melihat adanya penurunan tersebut.
"Direktur FBI Christopher Wray mengatakan kepada Kongres kemarin bahwa ia tidak yakin apakah saya terkena pecahan peluru, kaca, atau peluru (FBI bahkan tidak pernah memeriksanya!), tetapi ia yakin bahwa Joe Biden secara fisik dan kognitif tidak mengalami penurunan yang signifikan," kata Trump melalui Truth Social, dikutip Jumat (26/7/2024).
Baca juga: Penembakan Trump Soroti Sejarah Kekerasan Politik Amerika Serikat
Mantan presiden AS ini menyatakan alasan direktur FBI tersebut "memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai teroris dan penjahat lainnya yang memasuki negara ini pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Tak hanya itu, Trump menegaskan tujuan utama Wray adalah untuk "menghancurkan Patriot J6", menggerebek kediamannya di Mar-a-Lago, Palm Beach, Florida, dan "menyelamatkan orang-orang gila kiri radikal."
Truth Social (kerap ditulis TRUTH Social) adalah platform media sosial yang diluncurkan oleh Trump Media & Technology Group (TMTG), sebuah perusahaan media dan teknologi AS yang didirikan pada Februari 2021 oleh bekas presiden AS Donald Trump.
Trump menambahkan rumah sakit mendiagnosis lukanya sebagai "luka tembak di telinga," dan mengatakan tak ada pecahan kaca atau peluru.
Baca juga: Terkuak! Agen Dinas Rahasia Absen dalam Pengarahan Keamanan Sebelum Penembakan Trump
"Tidak heran FBI yang dulu terkenal telah kehilangan kepercayaan Amerika," ujar sang kandidat presiden.
Insiden penembakan itu terjadi pada 13 Juli lalu dalam sebuah rapat umum kampanye Trump di Butler, Pennsylvania. Trump menderita luka tembak di telinga kanannya sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Thomas Crooks, berusia 20 tahun, menembak mati satu orang di rapat umum Trump dan melukai dua korban lainnya di kerumunan massa sebelum akhirnya dilumpuhkan Dinas Rahasia. FBI hingga kini masih aktif menyelidiki percobaan pembunuhan itu, seperti yang dinyatakan oleh Wray pada Rabu.
Tragedi ini memicu pengunduran diri Direktur Dinas Rahasia AS Kimberly Cheatle, menyusul kritik terhadap badan keamanan tersebut atas ketidakmampuannya untuk mencegah percobaan pembunuhan itu.
Sumber: Sputnik-OANA
- Penulis :
- Khalied Malvino