Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Analis: Perlawanan Palestina akan Berlanjut usai Sinwar Tewas

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Analis: Perlawanan Palestina akan Berlanjut usai Sinwar Tewas
Foto: Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar melambaikan tangan kepada massa saat perayaan Hari Quds Internasional di Kota Gaza beberapa waktu lalu. (Getty Images)

Pantau - Daniel Levy, Presiden US/Middle East Project sekaligus mantan penasihat pemerintah Israel, menekankan, pembunuhan Yahya Sinwar tak bakal menyurutkan perlawanan Palestina terhadap penindasan negara Zionis itu.

“Ini seperti Osama bin Laden, kata Presiden Amerika. Kamu bunuh teroris, lalu semuanya berakhir bahagia. Tapi ini adalah gerakan perlawanan yang berakar pada rakyatnya, karena mereka tertindas dan hak-hak mereka dirampas,” ujar Levy kepada Al Jazeera, dikutip Jumat (18/10/2024).

Levy menambahkan, tindakan ini justru akan memunculkan sosok Sinwar sebagai martir, memperkuat perjuangan rakyat Palestina.

“Netanyahu malam ini melakukan sesuatu yang berbeda. Dia sepenuhnya mendukung gagasan bahwa Timur Tengah bisa bangkit dari kegelapan. Seakan-akan kegelapan bukanlah kehancuran—sekolah, rumah sakit, 40.000 nyawa, bumi hangus di Gaza, Tepi Barat, Beirut—semuanya disebabkan oleh Israel,” jelasnya.

Baca juga: Biden Konfirmasi Israel Beritahu AS Soal Gugurnya Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

“Sekarang dia bicara tentang fantasi Timur Tengah baru dengan dominasi Israel, tanpa Palestina. Orang seperti ini jelas tidak mengarah pada perdamaian,” sambungnya.

Sebelumnya, pada Kamis (17/10/2024), militer Israel mengklaim telah membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar dalam operasi militer di Gaza.

Juru bicara militer Avichay Adraee mengonfirmasi “tewasnya” Sinwar dalam pernyataan di akun X-nya, meski pihak militer mengakui bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan sandera di area tempat Sinwar diklaim terbunuh.

Baca juga: UNRWA Bantah Laporan Israel Soal Staf Tewas bersama Yahya Sinwar

Sinwar diangkat sebagai pemimpin politik Hamas pada Agustus 2024, menggantikan Ismail Haniyeh, yang tewas di Teheran setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran pada 31 Juli 2024.

Israel melanjutkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 42.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas, dan lebih dari 99.100 orang terluka menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina.

Serangan ini juga mengakibatkan hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi, menyusul blokade yang memicu krisis pangan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakannya di Gaza. (Al Jazeera/Anadolu)

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino