Pantau - Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengungkapkan bahwa sekitar 370.000 orang telah mengungsi sejak eskalasi pertempuran di Suriah, ujar Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Jumat (6/12/2024).
Dujarric menjelaskan bahwa jumlah pengungsi tersebut mencakup pria, wanita, dan anak-anak, dengan lebih dari 100.000 orang di antaranya telah terpaksa mengungsi berkali-kali.
Menurut laporan yang didapat, mayoritas pengungsi tersebut adalah perempuan dan anak-anak yang menjadi kelompok paling rentan dalam krisis ini.
Perkembangan ini terjadi setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang sebelumnya dikenal sebagai Nusra Front, bersama sejumlah kelompok bersenjata lainnya melancarkan operasi besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Suriah pada 29 November.
Serangan tersebut dimulai dari wilayah utara barat laut Idlib, yang kemudian berlanjut menuju Kota Aleppo dan Hama.
Pada 30 November, Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, untuk pertama kalinya jatuh ke tangan militan sejak dimulainya konflik pada 2011.
Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan bahwa militer Suriah terpaksa mundur dari Kota Hama setelah menghadapi pertempuran sengit dengan kelompok militan, Pada Kamis (5/12/2024).
Kejadian ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Suriah, yang sudah berada dalam krisis mendalam akibat konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun.
Baca Juga:
- Penulis :
- Kaorie Zeto Hapki
- Editor :
- Muhammad Rodhi
