
Pantau - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan Suriah butuh pemerintahan inklusif. Dia juga mengimbau Uni Eropa untuk mendukung kembalinya warga Suriah yang lari dari perang saudara yang berlangsung 13 tahun di negara tersebut.
“Kami telah sepakat untuk membentuk pemerintahan inklusif di Suriah,” ungkap Erdogan dalam konferensi pers bersama Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, di Ankara, melansir Reuters, Selasa (17/12/2024).
Negara-negara Barat perlahan membuka saluran komunikasi dengan otoritas baru di Damaskus yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meski mereka tetap menganggapnya sebagai organisasi teroris.
Baca juga:
- Faksi Pemberontak di Suriah Mau Dibubarkan, Sanksi Harus Dicabut!
- Tutup 13 Tahun, Qatar Putuskan Kembali Buka Kedubes di Suriah
Erdogan menegaskan, tak ada tempat bagi organisasi teroris di kawasan tersebut, merujuk secara khusus pada kelompok ISIS dan Kurdi.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan, sebelumnya juga menyoroti pentingnya proses transisi yang inklusif di Suriah.
Erdogan juga meminta Uni Eropa untuk mendukung kembalinya warga Suriah yang lari dari perang, mayoritas mencari perlindungan di Turki.
“Kami mengharapkan Uni Eropa mendukung kembalinya mereka ke Suriah,” ujar Erdogan.
- Penulis :
- Khalied Malvino