
Pantau - Pemerintah militer Myanmar akan membebaskan 5.864 tahanan, termasuk 180 warga negara asing (WNA), sebagai bagian dari amnesti yang diumumkan pada Sabtu (4/1/2025) untuk memperingati hari kemerdekaan negara tersebut.
Myanmar telah mengalami kekacauan sejak awal 2021, ketika militer menggulingkan pemerintahan sipil yang terpilih dan dengan kekerasan menanggapi protes pro-demokrasi, yang memicu pemberontakan bersenjata di seluruh negeri.
Pemerintah junta mengatakan akan mengadakan Pemilu tahun ini, tetapi rencana tersebut mendapat kecaman luas dari kelompok oposisi yang menyebutnya sebagai Pemilu palsu.
Di antara mereka yang masih dipenjara oleh junta adalah pemimpin negara sebelumnya, Aung San Suu Kyi, yang merupakan penerima Nobel Perdamaian.
Suu Kyi (79) sedang menjalani hukuman 27 tahun atas 14 tuduhan kriminal, termasuk hasutan, penipuan Pemilu, dan korupsi. Ia membantah semua tuduhan tersebut, menurut pengacaranya.
Baca juga:
- Serangan Udara Junta Myanmar Tewaskan 359 Orang dan 756 Luka-Luka
- Junta: Mantan Menteri Informasi Myanmar Ditangkap
Sumber: Reuters
- Penulis :
- Khalied Malvino